SEMARANG, KOMPAS.com - Puluhan ribu buruh perusahaan di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terdampak banjir rob karena tanggul laut yang jebol.
Akibat bencana itu, kendaraan milik para buruh yang tak bisa diselamatkan rusak parah karena terendam banjir rob.
Ketua KSPN Nusantara, Provinsi Jawa Tengah, Nanang Setyono menyebut ada lebih dari 15.000 buruh perusahaan yang terdampak banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Baca juga: Atasi Banjir Rob Pantura Jateng, Ganjar Ajukan Dana Rp 3 Triliun ke Pemerintah Pusat
Sementara, anggotanya yang terdampak banjir rob ada sebanyak 2.600 buruh.
"Kami sudah bersolidaritas berikan bantuan dalam penanganan itu tapi tentunya kemampuan kami terbatas hanya untuk anggota kami. Dan di sana ada 15.000 lebih pekerja yang di belakangnya ada keluarga," kata Nanang usai acara Kongres KSPN Nusantara di Hotel Hotel Grasia Semarang, Rabu (1/6/2022).
Pihaknya turut prihatin atas musibah yang dialami para buruh sehingga tentunya sangat berdampak terhadap aktivitas ekonomi di kawasan tersebut.
"Karena berdasarkan informasi yang kami dapat di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas rata-rata perusahaan meliburkan karyawannya. Kalau engga salah sampai dua minggu ke depan. Tentu akan berdampak kepada kondisi ekonomi yang dialami para pekerja," ungkapnya.
Baca juga: Barang Senilai Rp 593 Miliar Terdampak Rob di Pelabuhan Semarang
Atas kejadian itu, pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah untuk memikirkan nasib para buruh yang tidak bisa bekerja akibat musibah tersebut.
"Ini harus ada perhatian dari pemerintah baik kota, provinsi maupun BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan yang mengelola dana pekerja. Saya pikir bukan hal yang sulit karena ada dana CSR untuk kegiatan sosial," ucapnya.
Di samping itu, puluhan ribu kendaraan milik para buruh juga mengalami kerusakan akibat terendam banjir rob.
Hal ini membuat para buruh harus mengeluarkan ongkos perbaikan kendaraan yang jumlahnya tidak sedikit.
"Mungkin bisa bekerja sama dengan beberapa bengkel di Semarang untuk menangani kendaraan kawan-kawan yang mengalami kerusakan. Karena musibah bersama memang harus ada peran serta dan campur tangan pemerintah," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.