Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Berat Dikerahkan Hancurkan Peralatan Penambang Ilegal di Gunung Botak

Kompas.com - 22/05/2022, 12:33 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com - Ratusan personel gabungan Polres Pulau Buru dan TNI kembali menggelar penyisiran di kawasan tambang emas ilegal di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku.

Dalam penyisiran itu, personel gabungan memusnahkan peralatan milik penambang ilegal yang digunakan untuk mengeruk emas di kawasan itu.

Baca juga: Sisir Gunung Botak, Polisi Paksa Turun 1.500 Penambang Emas Ilegal

Selain itu, polisi dan TNI menghancurkan tenda para penambang dan 200 bak rendaman material emas.

Penyisiran dan pemusnahan peralatan tambang ilegal itu dipimpin Kepala Bagian Operasional Polres Pulau Buru, AKP Uspril W Futwembun, Sabtu (21/5/2022).

Sebelum penyisiran dilakukan, ratusan personel gabungan mengikuti apel persiapan di pertigaan jalur D kawasan Gunung Botak Desa Wamsait.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Pulau Buru Aipda Djamaludin mengatakan, dalam operasi hari kedua itu, aparat gabungan ikut mengerahkan satu unit alat berat jenis ekskavator ke lokasi.

"Pembersihan peralatan dan bak rendaman penambang ilegal ini menggunakan ekskavator," kata Djamaludin kepada Kompas.com, Minggu (22/5/2022).

Djamaludin menjelaskan, personel di lapangan terlebih dulu melakukan sosialisasi dan meminta penambang segera meninggalkan lokasi tersebut secara baik-baik.

"Sehingga tidak ada perlawanan dari penambang ilegal," ujarnya.

Adapun ratusan personel gabungan yang dikerahkan dalam penertiban itu dibagi dalam dua tim, yakni tim pertama berjumlah 75 personel menyisir hulu sungai Anahoni dan tim kedua dengan jumlah yang sama menyisir hilir sungai.

Menurut Djamaludin, personel gabungan memusnahkan 200 bak rendaman dengan cara digusur menggunakan alat berat dalam penyisiran itu.

"Sebanyak 100 tenda milik penambang dan warung yang beroperasi di lokasi Anahoni Desa Kayeli Kecamatan Teluk Kayeli juga ditertibkan," katanya.

Dalam kegiatan itu, personel gabungan juga memaksa ratusan penambang ilegal yang masih beraktivitas untuk meninggalkan lokasi.

Dia mengeklaim, aktivitas penambangan emas tanpa izin dengan metode rendaman di lokasi Wasboli dan lokasi Sampeno juga telah ditertibkan dan semua bak rendaman telah digusur.

"Pasca-penyisiran para penambang secara berangsur-angsur telah meninggalkan lokasi kali Sampeno dan lokasi Wasboli," ujarnya.

Setelah penyisiran, personel Polsek Waepo dan petugas keamanan di Gunung Botak tetap menggelar patroli untuk mencegah penambang beraktivitas kembali di Kali Anahoni.

Baca juga: Polisi Sita 563 Gram Emas dari Bos Penambang Ilegal di Gunung Botak

"Saat ini patroli terus dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi aktivitas penambangan ilegal," katanya.

Sebelumnya, ratusan aparat gabungan polisi dan TNI juga menghancurkan ratusan tenda dan peralatan tambang dan memaksa lebih dari 1.000 penambang meninggalkan lokasi Gunung Botak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com