Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Distribusi Sapi ke Balikpapan Ditutup

Kompas.com - 11/05/2022, 23:05 WIB
Ahmad Riyadi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi atensi setiap daerah. Sebab Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengeluarkan edaran bahaya wabah PMK yang telah terjadi di wilayah Jawa Timur dan Aceh.

Tak ingin wabah PMK masuk ke wilayah Kalimantan Timur, khususnya di Balikpapan, distribusi hewan ternak terutama sapi dan kambing pun ditutup sementara.

Baca juga: Pemkab Gresik Akan Beri Bantuan kepada Peternak yang Sapinya Dipotong Paksa akibat PMK

Penutupan distribusi tersebut diberlakukan sejak Senin (9/5/2022). Meskipun Balikpapan bukanlah daerah penghasil hewan ternak (sapi).

"Kita kan bukan daerah penghasil (sapi). Tapi kita khawatir kalau sapi dari luar daerah sana ada yang tertular. Jadi masih ditutup semua. Dari Gorontalo juga ditutup," kata Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3), Heria Prisni pada Rabu (11/5/2022).

Ditanya sampai kapan penutupan tersebut, Heria belum dapat memastikannya. Selain itu, dalam rangka pencegahan pihanya juga melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak bersama petugas Balai Veteriner Banjarbaru.

Pemeriksaan tersebut bertujuan sebagai deteksi dini penularan PMK dengan cara mengambil sampel darah hewan ternak kemudian diuji di laboratorium.

"Di Balikpapan ada sekitar 1.100 sapi dari seluruh peternak yang kita ambil sampel. Ini petugas kami juga masih di lapangan mengambil sampel untuk selanjutnya dikirim ke lab. Hasilnya kemudian seminggu baru diketahui," tuturnya.

Heria mengatakan wabah PMK memang tidak memiliki risiko tinggi terhadap manusia apabila dikonsumsi dengan pengolahan yang benar. Namun adanya wabah PMK tentu merugikan peternak lantaran dapat menyebabkan kematian mendadak hewan.

"Kasihan peternak kita kalau begitu, karena sapinya bisa mati mendadak kalau tertular. Sebenarnya kalau untuk dikonsumsi manusia masih aman asalkan dimasak dengan benar," ujarnya.

Untuk itu, Heria meminta kepada peternak hewan agar meningkatkan perhatian terhadap kondisi kesehatan hewan ternaknya. Bila ditemukan indikasi ternak dalam kondisi yang tidak biasa agar segera melapor kepada pihaknya untuk dilakukan penanganan.

"Gejalanya itu biasanya demam, tapi itu belum tetntu juga. Paling mudah mendeteksi (PMK) itu dari mulut dan kuku. Tandanya itu di bagian mulut atau kuku ternak korengan. Makanya kalau ada laporan, nanti petugas kami akan lakukan pemeriksaan dan memberi asupan vitamin," pungkasnya.

Baca juga: Menko PMK Sebut Angka Kecelakaan pada Libur Lebaran 2022 Turun Drastis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com