PURWOREJO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo mengeklaim, tidak ada padi yang gagal panen (puso) akibat banjir yang menerjang.
Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPKP) menyatakan, air bah merendam areal persawahan padi yang rata-rata sudah menguning siap panen. Beruntung, beberapa titik banjir surut.
Kabid Sarana Pertanian dan Perlindungan Tanaman DPKP, Jayadi mengatakan, total lahan pertanian yang terdampak air bah mencapai 3.121,3 hektar.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Banyumas, Puluhan Rumah Rusak
Daerah yang paling terdampak adalah Ngombol, dengan luas lahan yang terendam mencapai 1.040 hektar.
"Alhamdulillah semua masih bisa dipanen, ada beberapa yang gagal panen itu akibat hama, seperti di Kecamatan Kemiri. Banjir surut cukup cepat, di Butuh juga sudah mulai surut," ucapnya, pada Jumat (17/3/2022)
Sementara itu, berdasarkan data BPBD Kabupaten Purworejo, banjir di Kabupaten Purworejo disebabkan luapan lima sungai besar (Sungai Bogowonto, Sungai Dlangu, Sungai Jali, Sungai Dulang dan Sungai Kebang).
Wilayah terdampak banjir mencakup 32 desa di 7 Kecamatan. Sedangkan wilayah yang terdampak longsor ada 6 desa di 4 Kecamatan.
Rinciannya Desa Wingkosangrahan, Desa Wingkomulyo, Desa Kaliwungu Kidul, Desa Tunjungan, Desa Wonoroto, Desa Ringgit dan Desa Wingkosigromulyo di Kecamatan Ngombol. Desa Dlangu, Desa Wironatan, Desa Klepu, Desa Kedungmulyo, Desa Rowodadi, dan Desa Langenrejo (Kecamatan Butuh).
Desa Tangkisan, Desa Pogungkalangan, Desa Pogulurutengah, Desa Krandegan, Desa Bayan dan Desa Pogung Rejo (Kecamatan Bayan). Desa Bapangsari (Kecamatan Bagelen), Desa Katerban (Kecamatan Kutoarjo), Desa Trimulyo, Desa Bendungan dan Desa Rowodadi (Kecamatan Grabag). Desa Wonoyoso, Desa Tasikmadu, Desa Kendalrejo, Desa Sikambang, Desa Kalimati, Desa Tanjungrejo, Desa Petuguran dan Desa Sumber (Kecamatan Pituruh).
Baca juga: Bocah yang Tenggelam di Kanal Banjir Barat Ditemukan Meninggal, Terseret Arus 5 Kilometer
Sementara wilayah terdampak longsor meliputi Desa Kaliurip di Kecamatan Kemiri, Desa Kalisemo (Kecamatan Loano), Desa Plipiran, Desa Giyombong, Desa Watuduwur (Kecamatan Bruno) dan Desa Redin (Kecamatan Gebang). Tercatat kurang lebih ada 11.115 jiwa dari 2.924 KK yang terdampak banjir. Sedangkan yang terdampak longsor ada 7 KK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.085 jiwa dari 1.518 KK terpaksa harus mengungsi.
Adapun sedikitnya 2.924 unit rumah terendam banjir dengan tinggi muka air antara 80-100 sentimeter, selanjutnya 7 unit rumah warga terdampak longsor dan ruas jalan di Desa Giyombong tertutup material longsor sehingga menghambat aktivitas dan mobilitas warga.
"Sebagai upaya percepatan penanganan banjir dan longsor, kami (BPBD Kabupaten Purworejo) bersama tim gabungan dari lintas instansi terkait telah melakukan kaji cepat, evakuasi dan pertolongan warga dan menyiapkan tempat pengungsian. Kami juga telah mendistribusikan kurang lebih 2.500-3.000 nasi bungkus kepada warga di pengungsian maupun yang terdampak di rumah," ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo, Budi Wibowo.
Disinggung korban jiwa, ia mengaku belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa, sementara total kerugian masih dalam proses pendataan lebih lanjut.
Menurutnya hujan dengan intensitas sedang maupun lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Purworejo. Intensitas hujan ringan hingga sedang juga berpotensi terjadi hingga dua hari kedepan.
"Jika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi selama kurang lebih 1 jam, masyarakat di sekitar lereng tebing dan di dekat sungai kami imbau untuk waspada, jika sudah ada tanda-tanda lebih baik mengungsi ke lokasi yang lebih aman," ucapnya.
Baca juga: Dampak Banjir Lumajang, Warga Mulai Terserang Penyakit