Oleh: Faisal Kairupan
HUTAN adalah kawasan yang sering kali diabaikan manfaatnya hanya karena tidak menghasilkan rupiah.
Padahal fungsi hutan sangat jelas, sebagai penyimpan karbon, penyedia cadangan air, sumber keanekaragaman hayati, hingga tempat pariwisata alam.
Namun, seberapa besarkah jasa hutan bila dihitung secara ekonomi?
Dalam ilmu ekonomi, ada metodologi yang dikenal sebagai valuasi ekonomi. Valuasi ekonomi akan memberikan informasi tentang nilai moneter dari sumber daya alam atau jasa lingkungan sehingga bisa dijadikan pertimbangan pengambil keputusan.
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dan Kesatuan Pengeloaan Hutan Lindung (KPHL) Balikpapan bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, pada 2020 lalu, telah rampung melakukan valuasi ekonomi di Hutan Lindung Sungai Wain, Kalimantan Timur.
Kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) merupakan bagian dari wilayah kerja KPHL Balikpapan dengan luas 11.246 ha.
Hutan yang tersisa di Balikpapan ini ternyata memiliki cadangan karbon tinggi. Setidaknya 72 persen dari luas total hutannya berpotensi menyimpan cadangan karbon sekitar 178- 222 ton C/ha.
Keanekaragaman hayati fauna juga cukup tinggi. Terdapat 94 jenis hewan menyusui, sebanyak 45 spesies di antaranya merupakan jenis yang dilindungi.
Kemudian 234 spesies burung dan 32 spesies di antaranya merupakan spesies dilindungi, 17 jenis amphibi, 17 jenis ikan, serta 126 jenis serangga.
Keanekaragaman hayati yang tinggi bisa memberikan jasa lingkungan melalui; wisata alam; penjaga kualitas air; sumber udara bersih dan penyimpan karbon; sumber pendapatan masyarakat sekitar dari pertanian; penyedia Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
Hitungan pertama, datang dari jasa lingkungan wisata alam. Hasil studi merekomendasikan untuk ekplorasi HLSW dengan konsep wisata minat khusus yang disesuaikan dengan daya dukung lingkungan.
Konsep tersebut diharapkan dapat menjaga fungsi hutan lindung sebagai tangkapan air, pengendalian erosi, penelitian, pendidikan dan pelestarian keanekaragaman genetik dan spesies.
Masih dalam wilayah ini, juga bisa ditemukan Kebun Raya Balikpapan yang dikelola Lembaga dan Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Wisatawan umum, bisa memilih ke Kebun Raya yang memang difungsikan untuk wisata massal.