Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yayasan Konservasi Alam Nusantara
Organisasi Nirlaba

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang hadir di Indonesia sejak 2014.

Memiliki misi melindungi wilayah daratan dan perairan sebagai sistem penyangga kehidupan, kami memberikan solusi inovatif demi mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif, mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, serta membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk Indonesia yang lestari. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.YKAN.or.id.

Berapa Nilai Ekonomi Hutan Lindung Sungai Wain?

Kompas.com - 07/03/2022, 13:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hasil studi menujukkan setidaknya Rp 90 juta diperoleh per tahunnya dari kunjungan wisata di HLSW. Angka tersebut bisa menjadi nilai jasa lingkungan wisata alam.

Jasa lingkungan kedua dari Hutan Lindung Sungai Wain adalah penjaga kualitas air. Air adalah sumber daya alam strategis.

Apalagi di Sungai Wain ini terdapat waduk yang dijadikan baku mutu sumber mata air untuk kota Balikpapan dan PT Pertamina.

Dari hitungan pajak air permukaan saja, setidaknya waduk Sungai Wain bisa memberikan pendapatan daerah sebesar Rp 600 juta per tahun dari penggunaan air oleh PT Pertamina sekitar 6 juta meter kubik per tahun dikalikan pajak air tanah sebesar Rp 100 per meter kubik.

Bila menggunakan pendekatan penghematan pengadaan air bersih, bisa dihitung terdapat selisih Rp 6 ribu per meter kubik air, dibanding pemerintah kota Balikpapan memanfaatkan air laut yang memakan ongkos Rp 8.500 per meter kubik air.

Selisih biaya tersebut, dapat dipandang sebagai Willingness To Pay (WTP) dari konsumen, yaitu PT Pertamina.

Nilai surplus yang bisa diperoleh dari penghematan pengadaan air bersih sebesar Rp 5.900 per meter kubik (Nilai WTP Rp 6.000-Pajak Air Tanah Rp 100).

Total surplus dikalikan dengan penggunaan air bersih tahunan yang diambil data dari PT Pertamina, yaitu sekitar 6 juta meter kubik, maka akan diperoleh nilai jasa lingkungan air bersih sebesar Rp 35,4 miliar per tahun.

Beranjak ke jasa lingkungan ketiga sebagai sumber udara bersih dan penyimpan karbon, peran HLSW sangat besar.

Kandungan karbon terbesar, berada di hutan primer (222 ton c/ha), kemudian berurutan di hutan sekunder tua (178 ton c/ha), dan hutan sekunder muda (belukar).

Apabila kondisi ini tetap terjaga dengan siklus pertumbuhan tegakan yang berlangsung, maka luasan hutan primer terus bertambah dan bisa menjadi modal bagus untuk potensi biomassa dan karbon.

Pada poin keempat, yaitu sumber pendapatan dari pertanian, diambil dari pendapatan warga yang mengelola sebagian kawasan dalam skema Hutan Kemasyarakatan program Perhutanan Sosial.

Rerata pendataan para pekebun buah sekitar Rp 5,8 miliar per tahun yang bisa dijadikan nilai jasa lingkungan pertanian.

Kemudian, dari sisi jasa lingkungan HHBK, ternyata HLSW memberikan pendapatan warga setidaknya Rp 131 juta per tahun.

Di luar manfaat jasa lingkungan di atas, HLSW juga memiliki manfaat tidak langsung sebagai pelindung sedimentasi Waduk Sungai Wain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Regional
Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Regional
Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Regional
Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com