Hasil studi menujukkan setidaknya Rp 90 juta diperoleh per tahunnya dari kunjungan wisata di HLSW. Angka tersebut bisa menjadi nilai jasa lingkungan wisata alam.
Jasa lingkungan kedua dari Hutan Lindung Sungai Wain adalah penjaga kualitas air. Air adalah sumber daya alam strategis.
Apalagi di Sungai Wain ini terdapat waduk yang dijadikan baku mutu sumber mata air untuk kota Balikpapan dan PT Pertamina.
Dari hitungan pajak air permukaan saja, setidaknya waduk Sungai Wain bisa memberikan pendapatan daerah sebesar Rp 600 juta per tahun dari penggunaan air oleh PT Pertamina sekitar 6 juta meter kubik per tahun dikalikan pajak air tanah sebesar Rp 100 per meter kubik.
Bila menggunakan pendekatan penghematan pengadaan air bersih, bisa dihitung terdapat selisih Rp 6 ribu per meter kubik air, dibanding pemerintah kota Balikpapan memanfaatkan air laut yang memakan ongkos Rp 8.500 per meter kubik air.
Selisih biaya tersebut, dapat dipandang sebagai Willingness To Pay (WTP) dari konsumen, yaitu PT Pertamina.
Nilai surplus yang bisa diperoleh dari penghematan pengadaan air bersih sebesar Rp 5.900 per meter kubik (Nilai WTP Rp 6.000-Pajak Air Tanah Rp 100).
Total surplus dikalikan dengan penggunaan air bersih tahunan yang diambil data dari PT Pertamina, yaitu sekitar 6 juta meter kubik, maka akan diperoleh nilai jasa lingkungan air bersih sebesar Rp 35,4 miliar per tahun.
Beranjak ke jasa lingkungan ketiga sebagai sumber udara bersih dan penyimpan karbon, peran HLSW sangat besar.
Kandungan karbon terbesar, berada di hutan primer (222 ton c/ha), kemudian berurutan di hutan sekunder tua (178 ton c/ha), dan hutan sekunder muda (belukar).
Apabila kondisi ini tetap terjaga dengan siklus pertumbuhan tegakan yang berlangsung, maka luasan hutan primer terus bertambah dan bisa menjadi modal bagus untuk potensi biomassa dan karbon.
Pada poin keempat, yaitu sumber pendapatan dari pertanian, diambil dari pendapatan warga yang mengelola sebagian kawasan dalam skema Hutan Kemasyarakatan program Perhutanan Sosial.
Rerata pendataan para pekebun buah sekitar Rp 5,8 miliar per tahun yang bisa dijadikan nilai jasa lingkungan pertanian.
Kemudian, dari sisi jasa lingkungan HHBK, ternyata HLSW memberikan pendapatan warga setidaknya Rp 131 juta per tahun.
Di luar manfaat jasa lingkungan di atas, HLSW juga memiliki manfaat tidak langsung sebagai pelindung sedimentasi Waduk Sungai Wain.