KOMPAS.com - Nurhayati, seorang Bendahara atau Kaur (Kepala Urusan) Keuangan Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh Polres Cirebon.
Padahal, Nurhayati adalah sosok yang melaporkan adanya dugaan kasus korupsi yang dilakukan oleh Kuwu atau Kepala Desa Citemu itu.
Kekecewaan Nurhayati ditumpahkan dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial.
Berita lainnya adalah seputar kemacetan di Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang pada Minggu (27/2/2022).
Kemacetan parah itu membuat kendaraan terjebak di jalanan selama berjam-jam.
Menurut polisi, kemacetan itu karena tingginya jumlah kendaraan yang masuk ke kawasan Puncak Bogor. Selain itu, sempat ada mobil mogok di enam titik.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Senin (28/2/2022).
Sosok Nurhayati mendapat perhatian karena ditetapkan sebagai tersangka setelah melaporkan dugaan kasus korupsi yang dilakukan kepala desanya.
Namun, status tersangka yang telah disandangnya sejak akhir November 2021 itu kabarnya dicabut.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD lewat unggahannya di Twitter.
"Insya Allah status tersangka tidak dilanjutkan," ujarnya, dikutip dari akun @mohmahfudmd, Minggu (27/2/2022).
Menurut kakak kandung Nurhayati, Junaedi, adiknya menangis bahagia setelah mendengar kabar tersebut.
"Kami sangat senang, adik saya langsung menangis mendengar kabar tersebut. Dia juga menyampaikan sangat berterima kasih kepada banyak pihak," ucapnya di Desa Citemu, Minggu.
Baca selengkapnya: Duduk Perkara Kasus Nurhayati, Berawal dari Laporkan Korupsi Kepala Desa, Jadi Tersangka, hingga Status Dibatalkan
Kemacetan terjadi di Puncak Bogor di momen libur panjang pada Minggu (27/2/2022). Akibat kemacetan ini, pengendara terjebak di jalan selama berjam-jam.
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin menjelaskan, kemacetan ini disebabkan meningkatnya jumlah kendaraan di kawasan Puncak Bogor.
Selain itu, terdapat kendaraan mogok di jalur sempit yang membuat kemacetan semakin parah.
"Kebetulan mungkin karena libur panjang ya, terus volume kendaraan roda dua dan empat meningkat dan tadi siang itu sekitar jam 2 ada mobil mogok di enam titik yang berbeda, jadi terjadi penyempitan. Jalur ke atas ini kan ada dua lajur, nah karena yang mobil mogok itu memakan sebagian lajur ke arah atas sehingga ada kendaraan yang melambung untuk melewati mobil mogok itu," tuturnya, Minggu.
Kepadatan kendaraan ini juga terjadi karena banyak pengendara sepeda motor yang berhenti di bahu jalan sehingga menghambat arus lalu lintas.
Baca selengkapnya: Ini Penyebab Kemacetan Panjang hingga Berjam-jam di Puncak Bogor