KOMPAS.com - Minyak goreng menjadi barang yang langka akhir-akhir ini.
Di tengah gencarnya warga berburu minyak goreng, terdapat sejumlah orang yang justru memanfaatkan situasi.
Aksi para pelaku membuat korban yang mencari minyak goreng ibarat sudah jatuh lalu tertimpa tangga.
Berikut Kompas.com merangkum kisah-kisah tersebut.
Kusyati, seorang warga Desa Tipar Kidul, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), pulang ke rumah dengan tangan hampa.
Niat hati ikut mengantre minyak goreng pada operasi pasar, ibu rumah tangga tersebut justru kecopetan.
Ia kehilangan dompet berisi uang Rp 50.000 yang mulanya akan digunakan untuk membeli minyak goreng.
Peristiwa itu dia alami di Pasar Ajibarang, Kamis (24/2/2022).
Dia menceritakan, sengaja datang ke Pasar Ajibarang karena mendengar operasi pasar yang diadakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banyumas.
Ketika Kusyati hendak mengambil uang untuk membayar minyak goreng, dompetnya raib. Ia akhirnya batal membeli minyak goreng.
“Saat hendak membeli minyak goreng, dompet saya raib entah dimana. Saya relakan dan pulang," ujarnya, Kamis, dikutip dari Tribun Banyumas.
Baca juga: Kusyati Gagal Beli Minyak Goreng Murah karena Kecopetan: Saya Relakan dan Pulang
Kakak beradik pengusaha kerupuk di Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jateng, ditipu oleh penjual minyak goreng.
Kisah bermula saat Musmiah (58) dan Siti Mutoharoh (45) memesan minyak goreng kepada seorang penjual.
Mereka tertarik membeli minyak goreng ke penjual itu karena harga yang ditawarkan lebih murah.
Si penjual membanderol minyak gorengnya Rp 16.500 per kilogram, sedangkan harga pasaran di Kudus mencapai Rp 18.000 per kilogram.
Baca juga: Pengusaha Kerupuk Merugi, Puluhan Jeriken Minyak Goreng yang Dibeli Ternyata Isinya Air
Selain itu, Musmiah dan Siti juga sudah tiga kali memesan minyak goreng ke penjual tersebut. Tiga kali bertransaksi, keduanya selalu mendapat minyak goreng asli.
Akan tetapi, di pemesanan keempat, Musmiah dan Siti ditipu. Sebanyak 25 jeriken yang dipesan, justru berisi air.
Dari 21 jeriken yang dibeli Siti, 20 di antaranya berisi minyak goreng palsu.
Dia memperoleh jeriken berisi air berwarna kuning seperti kuah kaldu atau soto. Hanya satu jeriken yang berisi minyak goreng asli.
"Saya beli 21 jeriken. Per jeriken isinya 17 kilo. Jadi, total harganya Rp 5.890.500. Saya baru membayar kepada penjualnya Rp 5.000.000," ucap Siti, Rabu (16/2/2022), dikutip dari Tribun Banyumas.
Sedangkan, Musmiah membeli lima jeriken. Kesemuanya berisi air yang warnanya putih jernih. Hanya saja, kemasan luar jeriken itu masih belepotan bekas minyak goreng.
Baca juga: Mendag: Stok Minyak Goreng di Sumut Seperti Air Bah, tapi Langka