KILAS DAERAH

Kilas Daerah Jawa Tengah

Imlek, Ganjar Pranowo “Sowan” ke Rumah Veteran Perang Keturunan Tionghoa

Kompas.com - 01/02/2022, 14:33 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com – Pada Selasa (1/2/2022), Trisno Yoewono kedatangan tamu spesial di rumahnya yang berlokasi di Bulusan, Kecamatan Tembalang. Tamu ini tidak lain adalah Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.

Yoewono mengaku sudah beberapa kali bertemu dengan orang nomor satu di Jateng itu. Namun, dia tidak menyangka bahwa Ganjar “sowan” atau berkunjung ke rumahnya.

Perlu diketahui, Yoewono merupakan veteran perang keturunan Tionghoa. Dia lahir di Bojonegoro dan saat ini sudah berusia 77 tahun.

Yoewono ikut dalam sejumlah pertempuran, salah satunya Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Baca juga: Melihat Kembali Gaya Jokowi Kenakan Cheongsam Saat Hadiri Perayaan Imlek

“Nama kecil saya Lie Xia Yu. Saya ganti ya karena zaman Soeharto dahulu. Kira-kira tahun 1968. Yu-nya dipakai untuk Yoewono, jadi Trisno Yoewono,” katanya, menjelaskan kepada Ganjar.

Yoewono kemudian menceritakan pengalaman hidupnya, bagaimana dia menjalani pendidikan militer dan dikirim ke perbatasan serta sejumlah daerah konflik di Indonesia. Ia mengaku bangga bisa membela Tanah Air.

Mendengar cerita Yoewono, Ganjar lantas bertanya mengapa mengapa dirinya rela berperang untuk Indonesia.

Priyantun kaya jenengan kan sedikit (orang seperti Anda itu kan sedikit), kok dahulu sebagai orang Indonesia keturunan Tionghoa mau perang kenapa?” tanya Ganjar.

Baca juga: Itinerary Seharian di Glodok, Cocok Dikunjungi Saat Libur Imlek

Yoewono menjelaskan, keinginan akan perang murni karena kecintaannya pada Tanah Air. Baginya, meski keturunan Tionghoa, Indonesia tetap menjadi tanah kelahirannya.

“Kita kesadaran diri, kita lahir di indonesia, mau gimana ya jadi orang Indonesia. Wah nggak ada (gaji), kita rela mati untuk bela negara,” ujar Yoewono.

Gemar melukis

Selama masa tuanya, Yoewono yang saat ini mengidap penyakit stroke menghabiskan waktunya di rumah dengan melukis. Dia mengaku sempat berguru pada Dullah, pelukis istana kesayangan Soekarno.

Menurut dia, Dullah memiliki berbagai karya realisme terkenal. Hal inilah yang menginspirasinya melukis karya-karya realisme.

Baca juga: Resep Mie Panjang Umur Khas Imlek, Jangan Terputus Saat Dimasak

Melihat hal itu, Ganjar pun memberikan pujian. Dia berharap Yoewono bisa membuat pameran agar karya-karyanya bisa diperlihatkan kepada khalayak ramai.

“Wah keren, berarti ini lukisan Anda alirannya realisme ya. Katanya pernah bikin pameran, mbok dipamerkan lagi,” tutur Ganjar.

Namun, hal itu ditepis Yoewono karena saat ini dirinya belum banyak menghasilkan karya lukisan. Karena sedang sakit, dia lebih banyak menggambar sketsa.

Di sela mengobrol, Ganjar melihat sebuah lukisan yang menyerupai dirinya. Namun, lukisan ini tampak belum selesai.

“Pak Yu, nanti kalau sudah selesai lukisannya kabari saya, ya. Biar saya beli,” tutur Ganjar sembari berpamitan.

Baca juga: Rayakan Imlek, Sarwendah Tampil Foto Bareng Barongsai

Yoewono tidak lupa mengucapkan rasan terima kasih kepada Ganjar. Menurutnya, Ganjar merupakan sosok gubernur yang rendah hati dan tidak lupa akan rakyat kecil.

“Terimakasih pak Ganjar, sudah datang. Tadi ngobrol banyak saya cerita macem-macem. Pak Gubernur baik sama rakyat kecil, saya nggak pernah lupa sama Pak Gubernur,” ujarnya.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com