KOMPAS.com - Berita penyesalan warga Desa Wadung, Tuban, Jawa Timur, usai tanah mereke dibeli PT Pertamina Gross Root Revenery (GRR) menjadi sorotan.
Sejumlah warga mengaku, setelah kaya raya dari menjual tanah mereka, kehidupan menjadi lebih sulit.
Beberapa dari mereka juga terpaksa menjual sapi untuk bertahan hidup.
Sementara itu, bentrokan massa di Sorong yang menewaskan 18 orang juga menyita perhatian.
Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:
Musanam mengaku terbuai dengan janji PT. Pertamina GRR untuk menjual tanah dalam proyek pembangunan kilang minyak.
Saat ini Musanam harus kehilangan penghasilan tetapnya sebagai petani.
Bahkan dirinya terpaksa menjual beberapa ekor hewan peliharaannya demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini tersisa tiga ekor saja," kata Musanam, kepada Kompas.com, Senin (24/1/2022).
Baca berita selengkapnya: Dulu Kaya Raya, Kini Warga Kampung Miliarder di Tuban Mengaku Menyesal Jual Tanahnya
Bentrokan massa di Sorong menewaskan 18 orang, 17 di antaranya tewas terbakar.
Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan mengatakan, bentrokan itu dipicu oleh kesalahpahaman antara pengunjung dan pihak keamanan di tempat hiburan malam itu pada Minggu (23/1/2022).
"Kejadian (bentrok) sekitar pukul 11.30 WIT (23.30), buntut dari kejadian pada Minggu pagi yang berawal dari sebuah tempat hiburan malam akibat salah paham antara pengunjung dan pihak keamanan di tempat karaoke hingga berlanjut keluar," kata Ary, Selasa (25/1/2022).
Baca berita selengkapnya: Bentrokan yang Tewaskan 18 Korban di Sorong Dipicu Kesalahpahaman
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudimenjelaskan, kerangkeng manusia itu terungkap setelah Terbit ditangkap dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) beberapa waktu lalu.
Kerangkeng berukuran 6x6 meter itu ada dua dan diisi 27 orang yang setiap hari bekerja di kebun sawit.
"(Saat ini) mereka masih ada di situ (kerangkeng)," katanya.
Baca berita selengkapnya: Kisah Manusia dalam Kerangkeng Rumah Bupati Nonaktif Langkat, Datang Diantar Orangtua, Bekerja Tanpa Gaji, Diduga Disiksa