Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Tumari dan Mak Yem, Sosok Legendaris di Pendakian Gunung Semeru

Kompas.com - 12/12/2021, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nama Mak Yem dan suaminya, Mbah Tumari adalah sosok legendaris di pendakian Gunung Semeru.

Mak Yem telah meninggal dunia pada 20 Juli 2021. Ia menyusul sang suami, Tumari yang meninggal tiga bulan sebelumnya di usia 93 tahun, Tepatnya pada 9 Januari 2021.

Suami istri tersebut dikenal sebagai orangtua bagi para pendaki. Mereka menyediakan makan dan menginap di kediaman mereka untuk para pendaki secara gratis.

Saat masih hidup, selama puluhan tahun mereka tingal di jalur pendakian Ranu Pane.

Hal tersebut membuat rumahnya menjadi tempat singgah sementara para pendaki yang hendak naik atau baru turun dari Semeru.

Baca juga: Legenda Gunung Semeru, Paku Bumi di Tanah Jawa yang Ditancapkan Para Dewa

Menjaga hutan Ranu Pane

Danau Ranupani.

DOK. Humas Kemenparekraf Danau Ranupani.
Dikutip dari Surya.co.id, Sukriasih, keluarga Tumari bercerita, delapan bulan sebelum meningal, Mbah Tumari membangun wihara di lahan perkebunan sebelah rumahnya yang kini jadi tempat peristirahatan terakhirnya.

Selain itu, 21 hari sebelum meninggal Mbah Tumari menemui semuanya anggota keluarganya.

"Semua anak cucunya yang ada di Bromo, Malang didatangi satu-satu kayak mau pamitan," ujar dia Senin (11/12/2021).

Kepergian Tumari membawa duka bagi keluarga dan warga Desa Ranu Pane.

Baca juga: 4 Makna Simpul Sarung Wanita di Desa Wisata Ranupani, Apa Saja?

Menurut cerita, MbahTumari merupakan sosok pertama yang menjaga hutan Ranu Pane.

"Dulu sebelum ada TNBTS sekitar Tahun 1965, itu Pak Tumari yang diberi mandat pemerintah buat jaga hutan Ranu Pane," kenangnya.

Selain dikenal sosok pribadi yang mulia, Tumari juga dikenal di kalangan para pecinta alam. Dulu, sebelum Gunung Semeru terkenal, Mbah Tumari lah yang kerap menjamu para pendaki.

Bahkan, seorang aktivis Soe Hoek Gie, pendaki yang meninggal di Gunung Semeru juga pernah singgah di rumahnya.

Baca juga: Lewat Jalur Ranupani, Jejak Pendaki Semeru Mulai Naik ke Kalimati

"Dulu hampir semua pendaki datangnya kesini. Bisa makan, numpang tidur dan bapak tidak memungut biaya sepersen pun," kenangnya.

Kata Sukariasih, keramahan itu rupanya juga tak pernah luntur dari sosok Mbah Tumari.

Sebelum meninggal, di usianya yang sudah senja, Ia masih gemar melempar senyum ramah kepada para pendaki. Bahkan, Ia juga sering memberi pesan-pesan pitutur.

"Ramah sekali sama pendaki. Sering memberikan arahan dan wejangan buat para pendaki karena Gunung Semeru kan sakral. Sering Bapak itu kasih pesan buat pendaki supaya tidak buang sampah sembarangan, harus sopan, dan menghargai alam," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com