Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unsoed Sabet Penghargaan Internasional, Ubah Limbah Tekstil Jadi Jernih

Kompas.com - 04/11/2021, 21:25 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Istanbul International Inventions Fair 21-26 September 2021.

Mereka adalah Putri Ramadani (21), Yasinta Nida Arroyan (21), dan Wafa Nur Azizah, (21) dari Fakultas Biologi serta Febriansyah Dwi Putra (23) dari Fakultas Teknik dengan Pembimbing Dr Ratna Stia Dewi.

Dalam ajang tersebut mereka berhasil menyabet best invention medal dan best International award setelah membuat karya berupa pengolah limbah pewarna tekstil dan batik berbasis mikroorganisme jamur.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Unej Ikut Program Pejuang Muda Kemensos RI ke Pelosok Negeri

Alat yang masih dalam bentuk prototipe tersebut diberi nama "MY-ZEO" atau Mycoremediation and Zeolit Filter with Sensor for Textile and Batik Wastewater Treatment.

Ketua Tim MY -ZEO Putri Ramadani mengatakan, pembuatan alat tersebut dilatarbelakagi banyaknya pencemaran lingkungan akibat limbah tekstil dan batik, baik skala industri maupun skala rumah tangga.

"Ini merupakan alat pengolah limbah tekstil atau batik yang aman. Masalah limbah ini sekarang menjadi perhatian, karena terjadi pencemaran di mana-mana," kata Putri saat ditemui di Fakultas Biologi Unsoed, Kamis (4/11/2021).

Putri menjelaskan, cara kerja alat tersebut pertama air limbah tekstil atau batik disedot ke bak penampungan untuk proses filtrasi dengan zeolit dan pasir aktif.

Kemudian air limbah dialirkan ke bak penampungan berikutnya untuk proses biologis. Dalam proses ini, memanfaatkan enzim jamur untuk menghilangkan zat berbahaya pada limbah tersebut.

"Proses ini membutuhkan waktu antara 12-24 jam. Sensor akan membaca tingkat kekeruhan air limbah, kalau sudah berkurang akan otomatis dikeluarkan dari alatnya, air secara visual menjadi bersih," jelas Putri.

Baca juga: Cerita Mahasiswa UK Petra Wakili Indonesia di Ajang MERMC 2021, Bersaing dengan 6 Negara

Selain warna, kata Putri, alat tersebut dapat memulihkan total suspended solid (TSS), khrom total, ammonia bebas, genol, dan pH, sehingga sesuai dengan nilai baku mutu.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Dr Ratna Stia Dewi mengatakan, alat tersebut diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dari industri tekstil dan batik, baik skala rumah tangga maupun industri besar.

"Kita tahu bersama bahwa limbah tekstil, khususnya batik punya komponen yang amat sangat banyak mencemari lingkungan. Kondisi itu membahayakan biota tanah dan sungai," kata Ratna.

Pencemaran di sungai misalnya, kata Ratna, akan mengakibatkan ikan di dalamnya mengandung logam berat. Aapabila dikonsumsi manusia dapat menjadi penyebab kanker.

"Rencana alat ini akan kami kembagkan, ini kapasitasnya baru 13,5 lite. Akan kami kembangkan lebih besar, sehingga bisa diteralkan di skala rumah tangga atau industri. Kami akan kembangkam di home industri dengan bentuk portabel," ujar Ratna.

Ratna menambahkan, pihaknya juga tengah mengajukan hak paten atas penemuan alat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com