Salin Artikel

Mahasiswa Unsoed Sabet Penghargaan Internasional, Ubah Limbah Tekstil Jadi Jernih

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Istanbul International Inventions Fair 21-26 September 2021.

Mereka adalah Putri Ramadani (21), Yasinta Nida Arroyan (21), dan Wafa Nur Azizah, (21) dari Fakultas Biologi serta Febriansyah Dwi Putra (23) dari Fakultas Teknik dengan Pembimbing Dr Ratna Stia Dewi.

Dalam ajang tersebut mereka berhasil menyabet best invention medal dan best International award setelah membuat karya berupa pengolah limbah pewarna tekstil dan batik berbasis mikroorganisme jamur.

Alat yang masih dalam bentuk prototipe tersebut diberi nama "MY-ZEO" atau Mycoremediation and Zeolit Filter with Sensor for Textile and Batik Wastewater Treatment.

Ketua Tim MY -ZEO Putri Ramadani mengatakan, pembuatan alat tersebut dilatarbelakagi banyaknya pencemaran lingkungan akibat limbah tekstil dan batik, baik skala industri maupun skala rumah tangga.

"Ini merupakan alat pengolah limbah tekstil atau batik yang aman. Masalah limbah ini sekarang menjadi perhatian, karena terjadi pencemaran di mana-mana," kata Putri saat ditemui di Fakultas Biologi Unsoed, Kamis (4/11/2021).

Putri menjelaskan, cara kerja alat tersebut pertama air limbah tekstil atau batik disedot ke bak penampungan untuk proses filtrasi dengan zeolit dan pasir aktif.

Kemudian air limbah dialirkan ke bak penampungan berikutnya untuk proses biologis. Dalam proses ini, memanfaatkan enzim jamur untuk menghilangkan zat berbahaya pada limbah tersebut.

"Proses ini membutuhkan waktu antara 12-24 jam. Sensor akan membaca tingkat kekeruhan air limbah, kalau sudah berkurang akan otomatis dikeluarkan dari alatnya, air secara visual menjadi bersih," jelas Putri.

Selain warna, kata Putri, alat tersebut dapat memulihkan total suspended solid (TSS), khrom total, ammonia bebas, genol, dan pH, sehingga sesuai dengan nilai baku mutu.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Dr Ratna Stia Dewi mengatakan, alat tersebut diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dari industri tekstil dan batik, baik skala rumah tangga maupun industri besar.

"Kita tahu bersama bahwa limbah tekstil, khususnya batik punya komponen yang amat sangat banyak mencemari lingkungan. Kondisi itu membahayakan biota tanah dan sungai," kata Ratna.

Pencemaran di sungai misalnya, kata Ratna, akan mengakibatkan ikan di dalamnya mengandung logam berat. Aapabila dikonsumsi manusia dapat menjadi penyebab kanker.

"Rencana alat ini akan kami kembagkan, ini kapasitasnya baru 13,5 lite. Akan kami kembangkan lebih besar, sehingga bisa diteralkan di skala rumah tangga atau industri. Kami akan kembangkam di home industri dengan bentuk portabel," ujar Ratna.

Ratna menambahkan, pihaknya juga tengah mengajukan hak paten atas penemuan alat tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/04/212536778/mahasiswa-unsoed-sabet-penghargaan-internasional-ubah-limbah-tekstil-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke