Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Buang Sial di Gunung Sanggabuana Diduga Dipasangi Tarif oleh Kuncen Bukan Warga Karawang

Kompas.com - 26/10/2021, 13:12 WIB
Farida Farhan,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Ritual buang sial di Pegunungan Sanggabuana diduga dipasangi tarif oleh kuncen yang bukan berasal dari warga Karawang

Di tempat itu juga muncul makam-makam baru yang perlu dikaji lebih dalam dari segi sejarah dan budaya.

Ketua Ekspedisi Flora dan Fauna Pegunungan Sanggabuana Bernard T. Wahyu mengatakan, selama penjelajahan di Gunung Sanggabuana, timnya menemukan ada empat mata air yang dipakai untuk ritual.

Baca juga: Banyak Peziarah Buang Celana Dalam untuk Buang Sial di Gunung Sanggabuana, Ini Kata Kepala Disparbud Karawang

Yakni Pancuran Mas, Pancuran Kejayaan, Pancuran Kahuripan, dan Pancuran Sumur Tujuh.

Kemudian ada juga 14 makam.

Beberapa diberi nama Makam Eyang Haji Ganda Mandir, Taji Malela, Kyai Bagasworo, Ibu Ratu Galuh, Eyang Abdul Kasep, Eyang Sapujagat, Eyang Langlang Buana, Eyang Jagapati, dan Eyang Cakrabuana.

Baca juga: Gara-gara Ritual Buang Sial, Gunung Sanggabuana Karawang Dipenuhi Celana Dalam

"Dari 4 mata air dan 14 makam itu dipakai ritual buang sial. Bahan setiap ritual dikenakan tarif perorang yang dipandu kuncen itu sekitar Rp 250 ribu, buat memandu ritual dan ubo rampenya (bunga tujuh rupa untuk sesajian). Ada juga yang gratis tapi hanya sekedar mandi di pancuran lalu buang celana dalam dan pakaian lalu balik," ungkap Bernard saat dihubungi, Selasa (26/10/2021).

Bernard menyebutkan, perlu ada kajian mendalam soal banyaknya makam di Pegunungan Sanggabuana, baik dari sejarah maupun budayanya.

“Apakah makam dan makom itu memiliki potensi cagar budaya atau kesejarahannya? Ini perlu kajian lebih dalam, karena semakin lama malah menjamur ritual yang tentunya menimbulkan kemusrikan,” ungkapnya.

Beberapa tahun sebelumnya, kata Bernard, kelompok warga lokal dan pegiat Sanggabuana pernah membongkar makam tersebut, namun beberapa waktu kemudian muncul kembali.

Selain itu, juga bermunculan kuncen baru yang bukan berasal dari warga sekitar.

Menurut keterangan warga, kata dia, kuncen asli dari warga sekitar tidak ada lagi semenjak pembongkaran itu.

"Setelah pembongkaran, beberapa tahun kemudian, banyak lagi bermunculan orang yang mengaku kuncen tapi bukan asli warga Tegalwaru (Karawang), kebanyakan pendatang dari wilayah lain,” terangnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com