KOMPAS.com - Perumda Air Minum Toya Wening atau PDAM Solo menghentikan sementara operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi pada Kamis (9/9/2021) pukul 06.00 WIB.
Penghentian operasional dilakukan karena air baku dari Sungai Bengawan Solo tercemar limbah ciu.
Penghentian sementara operasional IPA Semanggi akibat air Bengawan Solo tercemar limbah ciu tidak hanya terjadi sekali.
Baca juga: Bengawan Solo Tercemar Ciu, PDAM Toya Wening Berhenti Operasi Sementara
Tetapi, setiap memasuki musim kemarau debit air Bengawan Solo menurun sehingga tingkat pencemaran akibat limbah ciu semakin tinggi. Hal yang sama juga pernah terjadi pada tahun 2019.
Menurut Direktur Utama (Dirut) PDAM Solo, Agustan, Jika kondisi air Bengawan Solo masih tercemar, maka pelanggan yang terkena dampak akan disuplai air bersih dengan menggunakan tangki
"Paling parah dulu 2019 kita sampai droping air bersih karena IPA tidak bisa mengolah air bersih akibat tercemar limbah ciu," ungkapnya.
Baca juga: Bengawan Solo Tercemar Limbah Ciu, Diduga Sudah Berlangsung 5 Tahun
Berdasar dokumentasi warga Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kondisi air sungai tampak berwarna cokelat kehitaman.
Menurut Kepala Desa Ngloram Diro Beni Susanto, peristiwa tersebut berdampak pada biota di sungai tersebut. Salah satunya adalah adanya fenonema ikan mabuk atau disebut pladu.
Pladu kerap terjadi secara alamiah saat pergantian musim. Namun, fenomena saat ini terjadi diduga gara-gara limbah.
Baca juga: Bengawan Solo Tercemar Ciu, PDAM Toya Wening Pastikan Pasokan Air ke Pelanggan Aman
"Kalau dulu pladu itu setiap tahun ada, cuman pladu itu biasa terjadi di saat pergantian musim, dari musim kemarau masuk ke musim hujan, hujan pertama itu lebat, sehingga membuat air Bengawan solo naik, itu ikan mabuk (pladu) tapi mabuknya fenomena alam, bukan karena faktor limbah dan lain sebagainya," paparnya
Selain itu, pencemaran sungai juga berdampak pada pertanian warga karena di sepanjang bantaran Bengawan Solo terdapat irigasi yang digunakan warga untuk mengairi tanamannya.
"Mungkin dulu pernah Pak Ganjar melakukan kunjungan atau sidak dan katanya juga sudah ditemukan pabrik yang membuang limbah, tapi kenyataannya sampai saat ini fenomena itu terjadi dan limbah tetap saja terjadi," ucapnya.
Baca juga: Bengawan Solo Tercemar Ciu, Ini Respons Wali Kota Solo Gibran
Bupati Blora, Arief Rohman sempat turun ke lokasi meninjau kondisi air sungai yang masih berwarna hitam di daerah Ngloram.