Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan 500 Hektare 'Ditenggelamkan', Petani di Rawa Pening Ambarawa Pasang Spanduk Protes

Kompas.com - 02/08/2021, 19:39 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Petani di kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang, melakukan aksi protes dengan memasang spanduk beraneka ukuran.

Mereka protes karena selama dua tahun tidak bisa menanam padi karena kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.

Menurut Suwestiyono, Koordinator Forum Petani Rawa Pening Bersatu (FPRPB) sejak dua tahun lalu ada perubahan peraturan dari kementerian, yakni penggenangan dilakukan 50 meter ke arah rawa, namun sekarang diubah menjadi 50 meter ke arah daratan.

"Akibat penggenangan tersebut, tanah petani tidak bisa ditanami padi," jelasnya, Senin (2/8/2021).

Baca juga: Wisatawan Menyelinap Tengah Malam dan Berkemah di Pantai Wediombo Yogya Saat PPKM

Suwestiyono menambahkan, di daerahnya Kampung Bejalen, setidaknya ada 80 hektare lahan yang tidak bisa ditanami.

"Padahal anggota FPRPB ada di 15 desa dan semuanya terdampak penggenangan tersebut. Kalau ditotal ya kisaran 500 hektare lebih yang lahan petani tidak lagi produktif, padahal itu sudah sertifikat HM," jelasnya.

Dijelaskan, setelah ada perubahan peraturan tersebut, FPRPB telah melakukan berbagai upaya agar pengelolaam DAM Tuntang dikembalikan seperti sedia kala.

"Meski hanya bisa menanam satu kali dalam satu tahun, tapi setidaknya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," jelasnya.

Baca juga: Hari Terakhir PPKM Level 4, Kasatpol PP Solo: Kita Tutup Satu Tempat Karaoke

Suwestiyono menyampaikan petani melakukan aksi protes dengan memasang spanduk karena tak mungkin menggelar demonstrasi di masa pandemi Covid-19.

"Selain itu kami juga sudah berkirim surat ke berbagai lembaga, ke gubernur sudah lima kali, bupati dua kali, DPRD, ke presiden juga ke Kementerian PUPR agar aspirasi kami didengarkan, yakni peraturan direvisi," tegasnya.

Dia menegaskan petani tidak ada niatan menghalangi program pemerintah terkait normalisasi Rawa Pening.

"Namun kita minta juga diperhatikan agar program pemerintah sukses, petani sejahtera. Selain itu, harus juga sosialisasi menyeluruh," kata Suwestiyono.

Terpisah, Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengungkapkan akan mengirim surat ke Kementerian PUPR untuk menyampaikan aspirasi para petani.

"Kami berharap itu diperhatikan agar petani bisa produktif lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Regional
Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Regional
Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com