Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Solo: Sejak Awal Pandemi sampai Sekarang Ada 13 Dokter Meninggal Dunia

Kompas.com - 19/07/2021, 17:06 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Solo, Jawa Tengah, mengungkapkan ada 13 dokter meninggal dunia akibat Covid-19 saat bertugas.

Jumlah dokter meninggal dunia tersebut tercatat dari sejak awal pandemi Covid-19 hingga sekarang.

"Total dokter anggota IDI Solo yang meninggal dari awal pandemi sampai sekarang itu ada 13 orang dokter," kata Ketua IDI Cabang Solo Adji Suwandono dalam konferensi pers virtual, Senin (19/7/2021).

Baca juga: Akhirnya 200 Tabung Oksigen Hibah Singapura Dikirim ke RS Rujukan Covid-19 di Solo

Adji mengatakan, para dokter yang meninggal dunia tersebut merupakan dokter umum dan spesialis.

Para dokter yang meninggal dunia tersebut usianya rata-rata 50 tahun ke atas.

"Mereka ada dokter radiologi, jiwa, saraf, obgyn, anestesi, dan umum. Paling banyak dokter umum dengan jumlah tujuh dokter. Rata-rata usia 50 tahun ke atas," terang Adji.

Selain itu, lanjut Adji, jumlah dokter yang menjalani isolasi mandiri (isoman) tercatat ada sebanyak 20 orang. Kemudian dirawat di rumah sakit ada sembilan orang.

Menurut Adji, dokter yang terpapar Covid-19 dan menjalani isoman tersebut mengalami gejala batuk, pilek, sesak dan anosmia.

Sedangkan dokter yang dirawat di rumah sakit karena mereka mengalami penurunan saturasi oksigen di bawah 95.

Baca juga: 200 Tabung Oksigen Hibah dari Singapura untuk Solo Tertahan Bea Cukai

Adji mengatakan, IDI kesulitan untuk mencari pengganti dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 saat bertugas tersebut.

"Saat tenaga kesehatan terutama di dokter, dokter spesialis ini meninggal itu kan tidak serta merta langsung bisa digantikan. Ini memang baru kita diskusikan bersama IDI Pusat," ungkap dia.

Dikatakan Adji, jumlah dokter anggota IDI Cabang Solo hingga sekarang tercatat ada sebanyak 1.000 orang.

"Kalau kami anggotanya di angka 900-1.000 orang itu berapa persen. Jadi meskipun dilihat dari presentasenya kecil, tapi itu sangat besar bagi kami. Karena kaitan dengan ilmu atau kompetensi beliau-beliau yang sudah wafat ini tinggalkan sehingga harus mencari ganti tidak secepat yang kita kira itu," terang dia.

"Sehingga ini masih digodok terus untuk regulasinya dan tata laksana bagaimana itu nanti relawan bisa menggantikan peran-peran dokter yang sudah meninggal tadi," sambung Adji

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Regional
Incar Nasabah Bank, Pencuri Bermodus Gembos Ban di Serang Banten Ditangkap

Incar Nasabah Bank, Pencuri Bermodus Gembos Ban di Serang Banten Ditangkap

Regional
Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Regional
TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

Regional
Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Regional
Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Cerita Ibu yang Anaknya Muntah-muntah Diduga Keracunan Bubur Pemberian DPPKB

Regional
'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com