Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa di Banyumas Hadapi Covid-19 dengan Kearifan Lokal, Tak Ada Portal, Latih Ibu-ibu Jadi Nakes Dadakan (2-Habis)

Kompas.com - 19/07/2021, 11:04 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Aktivitas masyarakat Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, di tengah pandemi Covid-19 tetap berjalan seperti biasa.

Tak ada portal yang menutup jalan-jalan desa, bahkan gang kecil sekalipun.

Kondisi tersebut kontras dengan desa-desa lainnya yang menutup akses jalan keluar masuk desa pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.

Koordinator Tim Relawan Aman Covid-19 Karangnangka, Wasis Wardhana mengungkapkan, sejak awal pandemi di desanya tidak pernah memasang portal.

"Kami desa yang dari dulu tidak pernah memasang portal. Kami berpikir ngapain diportal. Kita tidak mungkin menuntut kepatuhan warga dengan menekan banyak hal, yang tadinya dinikmati, sekarang tidak bisa," kata Wasis, Minggu (18/7/2021).

Baca juga: Rekomendasi BNPB Turun, Bea Cukai Serahkan 200 Tabung Oksigen Hibah dari Singapura untuk Solo

Sejak awal pandemi, desa tersebut memilih melakukan mitigasi dan adaptasi warga untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

"Kalau pasang portal warga tidak patuh, warga takut karena mencekam," ujar Wasis.

Maka dari itu, Wasis dan kawan-kawan memilih mengedukasi dan memberi pendampingan terhadap warga. Salah satunya dengan memberdayakan ibu rumah tangga menjadi tenaga kesehatan (nakes) dadakan.

Awalnya mereka hanya memantau kesehatan tetangganya secara berkala, namun belakangan mereka juga turun langsung memantau kesehatan pasien Covid-19 yang isolasi mandiri (Isoman).

"Dengan memantau kesehatan warga, kita bisa memetakan mana kelompok yang sehat. Ini penting untuk mengambil kebijakan relawan desa," ujar Wasis.

Pendekatan tersebut sejauh ini dinilai efektif. Kesadaran warga untuk menerapkan protokol kesehatan dan melaporkan dirinya atau anggota keluarganya yang sedang sakit kepada relawan desa meningkat.

Mobilitas masyarakat, terutama yang baru pulang dari luar kota dipantau langsung oleh ibu-ibu di setiap kelompok dasa wisma (dawis).

Menurut Wasis metode tersebut juga jauh lebih efisien dibandingkan dengan memasang portal.

Dia menggambarkan, untuk satu titik portal membutuhkan biaya pembuatan sekitar Rp 350.000. Padahal di desanya memerlukan paling tidak 16 titik portal.

Belum lagi biaya operasional yang harus dikeluarkan, karena ada petugas yang ditempatkan di setiap titik portal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com