"Saya minta dukungan ke desa. Kita komparasi saja kalau buat portal dibanding kalau membekali APD lengkap dan alat kesehatan untuk ibu-ibu, ini ternyata lebih murah," kata Wasis.
Baca juga: Hari ini, Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Rayakan Idul Adha
"Ini cara adaptasi orang desa dengan Covid-19," lanjut Wasis.
Menurur Wasis, untuk menggugah kesadaran masyarakat atas potensi penyebaran Covid-19 tidak semudah membalik telapak tangah.
Jika ditarik jauh ke belakang, inisiasi itu muncul atas kepanikan warga menghadapi wabah. Pada April 2020 silam, warga ketakutan karena adanya pemakaman jenazah pasien Covid-19 di desa tersebut.
"Untuk pertama kalinya ada orang dimakamkan dengan protokol Covid, itu orang Jakarta yang dimakamkan di sini. Warga yang tadinya hanya melihat di TV, ternyata sudah di depan mata," tutur Wasis.
Warga semakin ketakutan, karena keluarga almarhum bermalam di situ dan menjalani karantina atas perintah dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
Sementara itu, Kepala Desa Karangnangka, Sunarto mengatakan, dari peristiwa tersebut akhirnya pemdes bergerak untuk memformulasikan pencegahan penanganan Covid-19 dengam sentuhan kearifan lokal.
"Tujuan dari inisiasi ini adalah membangun ketahanan dan kamandirian masyarakat agar bisa mitigasi dan adaptasi terhadap Covid-19, dengan meminimalisir gejolak sosial dan gejolak ekonomi masyarkat desa," kata Sunarto.
SebelumnyaBaca juga: Kisah Ibu-ibu Desa Jadi Nakes Dadakan, Door to Door Cek Kesehatan Pasien Isoman Covid-19 (1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.