Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Kalbar Pusing Obat Covid-19 Hilang di Pasaran, Tak Bisa Beli, Suplai dari Kemenkes Sedikit

Kompas.com - 14/07/2021, 05:45 WIB
Hendra Cipta,
Khairina

Tim Redaksi

 

PONTIANAK, KOMPAS.com – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengaku pusing.

Pasalnya saat ini obat-obatan untuk Covid-19 hilang di pasaran dan pihaknya tidak bisa membeli, sementara suplai dari pusat sedikit.

“Sekarang kita pusing, obat hilang dari pasaran, Dinkes tidak bisa beli, sementara Kemenkes menyuplai obat ke daerah sedikit-sedikit, gimana coba?” kata Harisson kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).

Baca juga: Warga hingga Perangkat Desa di Yogya Ramai-ramai Cari Tabung Oksigen, Barang Langka, Antre Berjam-jam

Makanya di Kalbar, lanjut Harisson, telah dibentuk Satuan Tugas Pengendalian Oksigen dan Obat, karena tahu bahwa obat-obat untuk terapi Covid-19 akan susah dicari.

“Seminggu kita bisa memastikan bahwa obat aman, tapi minggu depan nya obat hilang dari pasaran.

Awalnya, Harisson memperkirakan, dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan tentang Harga Eceren Tertinggi Obat Dalam Masa Pandemi Covid-19 tersebut, harga akan stabil karena diiringi dengan menghujani pasar dengan obat-obat.

“Ternyata sebaliknya, obat ditetapkan harganya di bawah harga pasar, tapi tidak disuplai barangnya ke pasar, ya hilanglah obat itu,” ucap Harisson.

Baca juga: Kadinkes Kalbar Sebut Keputusan Menkes Soal HET Sebabkan Obat Covid-19 Langka

Sebelumnya, Harisson menilai, Keputusan Menteri Kesehatan tentang Harga Eceren Tertinggi Obat Dalam Masa Pandemi Covid-19 justru menyebabkan obat-obat tersebut hilang dari pasaran.

Menurut dia, apotek atau pedagang besar farmasi sebelumnya telah membeli obat-obat tersebut dengan harga tinggi karena besarnya permintaan pasar.

“Mereka telah terlanjur membeli dengan harga mahal untuk dijual ke masyarakat. Permintaan banyak, suplai sedikit, maka harga naik,” kata Harisson.

Namun tiba-tiba, tiba-tiba Menteri Kesehatan membuat kebijakan penetapan harga obat. Kemudian, lanjut Harisson, dengan keputusan itu pihak yang berwenang mendatangi apotek, meminta mereka mengikuti harga yang telah ditetapkan.

“Apotek-apotek ini tidak mau menjual dengan harga sesuai harga menteri, karena mereka akan rugi. Untuk itu lah sekarang, menurut dugaan saya, obat-obat itu mereka simpan tidak mereka jual,” ujar Harisson.

“Obat itu sekarang hilang dari pasaran karena Kementerian Kesehatan salah ambil kebijakan,” timpal Harisson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com