KOMPAS.com - Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta Mohammad Komarudin menjelaskan penyebab awal pihak vendor menarik 250 tabung oksigen.
Penarikan itu, kata Komarudin, disebabkan pihak rumah sakit mengisi ulang oksigen ke vendor lain. Alasan rumah sakit mengisi ke vendor lain tak lain karena kemanusiaan.
"Tanggal 4 pas bersamaan dengan Sardjito itu keadaan benar-benar kritis hitungan kita kan hitungan jam kita sudah habis. Pasokan liquid tidak jelas sehingga saya harus menyelamatkan pasien mengisi tabung yang kosong," katanya saat dihubungi, Selasa (13/7/2021).
Baca juga: Ini Video Saat Risma Marahi Pegawai Balai Disabilitas Bandung: Rakyat Lagi Susah Sekarang
Komarudin juga mengungkapkan, saat itu pihaknya telah meminta maaf ke pihak vendor dan meminta untuk tetap memasok oksigen.
Namun, kata Komarudin, pihak vendor tetap menarik 250 tabung tersebut.
"Saya sudah sampaikan permintaan maaf tapi keputusan manajemen tetap ditarik ya monggo," ucapnya.
Baca juga: Jual Tabung Oksigen Terlalu Mahal, Kakak Adik di Sidoarjo Ditangkap
"Saya tidak tahu prosedurnya harus izin atau bagaimana. Intinya kan saya kemanusiaan harus menyelamatkan orang banyak. Sehingga kita isi dengan vendor lain sampai ke Tuban, Jawa Timur waktu itu," tambah Komarudin.
Seperti diberitakan sebelumnya, dampak penarikan tabung oksigen tersebut membuat pihak RS PKU Muhammadiyah Yogyakarya harus melakukan pengadaan tabung secara mandiri sejumlah 150 tabung oksigen.
Baca juga: Di Tengah Krisis Oksigen, 250 Tabung Oksigen RS PKU Muhammadiyah Yogya Ditarik Vendor
"Kita pengadaan tabung sendiri ini mengisi sendiri. Semalam kita berangkatkan ke Sidoarjo. Kita bawa 150 tabung dan isi ke Sidoarjo untuk backup liquid. Tidak boleh ada kekosongan," kata dia.
Sementara itu, kata Komarudin, harga tabung oksigen saat ini tembus Rp 2 juta.
"Tabung dulu normal masih di bawah Rp 2 juta. Kita dapat 2,6 juta awal pekan ini," kata dia.
(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.