Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Tersedia Sejak Januari, Pemkot Tegal Belum Juga Beli Alat PCR, Sekda: Kami Sedang Cari

Kompas.com - 24/06/2021, 06:05 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) meminta Pemerintah Kota Tegal segera membeli alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mempercepat hasil diagnosa pasien terindikasi Covid-19.

Pasalnya, meski anggaran sudah tersedia sejak Januari 2021 sebesar Rp 5,8 miliar dari total anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 57 miliar, namun sampai sekarang pembelian alat PCR tak kunjung terealisasi.

"Dinas Kesehatan sempat memaparkan butuh alat PCR. Bahkan menyatakan sudah menyiapkan ruangnya, sehingga Badan Anggaran setuju. Namun sampai hari ini belum beli alatnya," kata Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro, ditemui di ruang kerjanya usai Rapat Kerja Badan Anggaran bersama Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (22/6/2021).

Baca juga: Pegawai Pemprov Jateng Dilarang Lakukan Perjalanan Dinas, Diminta Optimalkan Teknologi Saat Bertugas

Disampaikan Kusnendro, anggaran pembelian PCR sudah digodok sejak November 2020 setelah Dinas Kesehatan menyampaikan kebutuhan pembelian alat PCR saat rapat Badan Anggaran (Banggar) dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD).

Anggaran penanganan Covid-19 tahun 2021 disetujui total Rp 57.005.062.600 miliar dibagi untuk dua kegiatan penanganan Covid-19.

Rinciannya Rp 37.789.422.700 untuk dukungan belanja kesehatan di dalamnya untuk pembelian alat PCR. Kemudian Rp 19.215.639.900 untuk pemulihan ekonomi daerah.

Menurut Kusnendro, saat anggaran pembelian alat PCR baru saja tersedia waktu itu, sebenarnya bisa langsung dibelanjakan. Pasalnya anggaran tersebut masuk ke dalam Belanja Tidak Terduga (BTT).

"BTT ini bisa digunakan sewaktu-waktu ketika bencana melanda. Dan belanja tidak terduga peruntukannya bisa untuk bencana kesehatan. Jadi tidak ada proses berbelit-belit bisa langsung dibelanjakan," kata Kusnendro.

Baca juga: Darurat, Ganjar Minta RS di Jateng Perbaiki SOP Pengadaan Oksigen

Namun setelah terlanjur ada perubahan ketentuan dari Peraturan Kementerian Keuangan, anggaran tersebut tidak bisa langsung dibelanjakan dan harus melalui lelang.

Pasalnya, anggaran itu saat ini sudah dimasukan ke dalam anggaran kegiatan organisasi perangkat daerah (OPD) dalam hal ini Dinas Kesehatan.

"Saat seperti sekarang ini membutuhkan kecepatan untuk mengetahui seseorang positif atau negatif. Selama ini kita butuh waktu ke Semarang untuk pemeriksaan, dan waktunya cukup lama. Apalagi kalau di sana penuh," katanya.

Kusnendro juga menyoroti rendahnya serapan anggaran hingga Juni ini baru terserap 26 persen.

Di tengah kasus Covid-19 yang tengah melonjak, ia berharap agar anggaran tersebut bisa dioptimalkan dalam penanganan Covid-19.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tegal Johardi mengatakan, pihaknya memang masih mencari alat PCR sesuai spesifikasi standar internasional.

"Ini yang sedang kita carikan. Nanti kita lelang. Jadi kendalanya masih di standarisasinya. Nanti kita cari yang terbaik, karena anggarannya juga disesuaikan dengan standar internasional," kata Johardi kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com