BANJARMASIN, KOMPAS.com - Penyebab kematian NMA (4), balita di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) akhirnya terungkap.
Setelah dua pekan makam NMA dibongkar untuk kepentingan otopsi, hasilnya menunjukkan, NMA tewas di tangan ibu tirinya sendiri DL (21).
Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Alfian Tri Permadi mengatakan, di tubuh korban terdapat sejumlah luka dalam.
"Terbukti hasil otopsi terdapat sebab kematian korban telah mengalami pendarahan otak, patah tulang dasar tengkorak dan luka lebam akibat benda tumpul," ungkap Kompol Alfian Tri Permadi kepada wartawan, Kamis (3/6/2021).
Baca juga: Polisi Bongkar Makam Balita 4 Tahun di Banjarmasin, Kakek Nenek Anggap Kematian Cucunya Janggal
Penganiayaan terhadap korban, kata Alfian, tidak dilakukan hanya sekali oleh ibu tirinya.
Penganiayaan itu dikarenakan tersangka merasa suaminya lebih menyayangi korban dibanding dirinya.
"Karena ayahnya lebih menyayangi korban itu. Bahkan dari hasil otopsi, menunjukan kekerasan tersebut sudah terjadi berulang kali," tambahnya.
Akibat perbuatannya itu, tersangka akan dijerat pasal Undang-undang Perlindungan Anak.
"Ancaman hukuman 15 tahun penjara," pungkasnya.
Baca juga: Tubuh Penuh Luka Lebam, Balita di Banjarmasin Diduga Meninggal Dianiaya Orangtuanya
Sebelumnya diberitakan, seorang balita di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) diduga meninggal dunia karena dianiaya.
NMA meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, pada Sabtu (22/5/2021) setelah beberapa jam dirawat dengan alasan terjatuh dari sepeda.
Kakek dan nenek korban yang menemukan kejanggalan kematian cucunya kemudian meminta polisi untuk membongkar makam korban.
Makam korban akhirnya dibongkar polisi, pada Senin (24/5/2021).
NMA tinggal bersama kakek dan neneknya setelah ibu kandungnya meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi dengan wanita lain.
NMA kadang dijemput ayahnya untuk menginap di rumahnya. Di situlah NMA kemungkinan kerap dianiaya oleh ibu tirinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.