Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Penghafal Al Quran Tunanetra di Cianjur, Ingin Memberikan Mahkota ke Orangtua di Surga

Kompas.com - 10/05/2021, 15:01 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Keterbatasan fisik tidak menyurutkan semangat Chandra Kurniawan, 19 tahun, remaja asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, gigih menghafal Al Quran.

Cita-citanya menjadi seorang hafiz memacu tekad untuk memicu dirinya rajin menghafal ayat demi ayat kitab suci umat Islam itu setiap saat.

Alhasil, Chandra kini telah menyandang status seorang hafiz dengan hafalan 10 juz.

Ditemui di Pesantren Al-Azami Cilaku, Cianjur, tempatnya menimba ilmu sedari kecil, Chandra bercerita ihwal keinginannya menjadi seorang penghapal Al Quran.

Sebagai penyandang tuna netra sejak lahir, perjuangannya agar bisa hafal Al Quran tentu tidak mudah, karena hanya mengandalkan indera pendengarannya untuk mengingat hafalan.

Baca juga: Gubernur Babel Janjikan Beasiswa bagi Musa, Bocah Penghapal Al Quran

Konsentrasi dan fokus adalah kuncinya.

"Saya mulai menghafal Al Quran ketika usia 13 tahun atau sejak 2015. Alhamdulilah sekarang sudah hafal 10 juz. Insya Allah sedang menambah hafalan lagi," kata Chandra kepada Kompas.com, Minggu (9/5/2021).

Tinggal sebulan lagi Chandra akan menyelesaikan pendidikannya di pesantren ini. Ia pun telah mempersiapkan diri untuk mengejar cita-citanya.

“Saya ingin menjadi hafiz dan guru agar bisa mengajar dan berbagi ilmu yang sudah saya dapatkan ini,” ujar dia.

Chandra pun berpesan kepada orang-orang yang memiliki keterbatasan seperti dirinya untuk tidak patah semangat belajar hanya karena kondisi fisik yang tidak sempurna.

Chandra bertekad, suatu hari nanti bisa menjadi seorang hafiz 30 juz.

"Agar kelak saya bisa memberikan mahkota kepada orangtua di surga," ucapnya.

Baca juga: Ketika Para Penyandang Tunanetra Mengaji dengan Metode Braile...

Diawali menghapal surat pendek

Seorang siswa penyandang tunanetra di Pesantren Al-Azami Cianjur, Jawa Barat, sedang mengaji menggunakan Al Quran braile.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Seorang siswa penyandang tunanetra di Pesantren Al-Azami Cianjur, Jawa Barat, sedang mengaji menggunakan Al Quran braile.
Sementara Haidar Amruu Zahran menuturkan, sejak usia 4 tahun sudah mulai menghafal Al Quran yang diawali dengan surah-surah pendek.

Kendati sedang belajar membaca Al Quran braile, diusianya yang baru menginjak 8 tahun, anak ke-1 dari dua bersaudara itu telah menjadi hafiz.

Kini, Haidar sudah bisa menghafal 4 juz Al Quran. 

Untuk mengasah daya ingat hafalannya, setiap hari ia melakukan muraja’ah atau kegiatan mengulang sebanyak 40 kali.

"Di bulan Ramadhan ini insya Allah bisa menambah satu juz lagi," ucap Haidar.

Haidar bermimpi suatu hari nanti bisa menjadi peserta Hafiz Indonesia. Tekadnya yang ingin ia raih sejak tahu ada ajang lomba yang disiarkan salah satu televisi swasta nasional itu.

Sama dengan Chandra, Haidar juga bercita-cita memberikan mahkota pada orangtuanya di surga kelak melalui keindahan hafalan Al Quran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UKT Mahal, Siti Mundur dari Universitas Riau, Pihak Kampus Berdalih

UKT Mahal, Siti Mundur dari Universitas Riau, Pihak Kampus Berdalih

Regional
Disdikbud Jateng Larang Wisuda, Pengadaan Seragam, dan Study Tour, Apa Alasannya?

Disdikbud Jateng Larang Wisuda, Pengadaan Seragam, dan Study Tour, Apa Alasannya?

Regional
Akses ke TPA Jatibarang Semarang Diperketat, Dilarang Bawa Korek Api

Akses ke TPA Jatibarang Semarang Diperketat, Dilarang Bawa Korek Api

Regional
1 Korban Banjir Bandang di OKU Ditemukan Tewas Tersangkut di Kayu

1 Korban Banjir Bandang di OKU Ditemukan Tewas Tersangkut di Kayu

Regional
Sinyal Duet Gerindra dan PKB di Pilkada Jateng 2024 Menguat, Apa Indikasinya?

Sinyal Duet Gerindra dan PKB di Pilkada Jateng 2024 Menguat, Apa Indikasinya?

Regional
7.800 Ekor Anjing di Sikka Sudah Disuntik Vaksin, Pemkab Sebut Capaian Masih Rendah

7.800 Ekor Anjing di Sikka Sudah Disuntik Vaksin, Pemkab Sebut Capaian Masih Rendah

Regional
Danau Kelimutu Berubah Warna, Pengunjung Diimbau Waspada Gas Beracun

Danau Kelimutu Berubah Warna, Pengunjung Diimbau Waspada Gas Beracun

Regional
Pilkada Kota Semarang, Ita dan Ade Bhakti Penjajakan ke Gerindra

Pilkada Kota Semarang, Ita dan Ade Bhakti Penjajakan ke Gerindra

Regional
Update Daftar Cawali-Cawawali Solo dari PDI-P, Siapa Saja Mereka?

Update Daftar Cawali-Cawawali Solo dari PDI-P, Siapa Saja Mereka?

Regional
Pemprov Jateng Evaluasi Larangan Pungutan di Sekolah, Alasannya Banyak Orangtua Siswa Ingin Menyumbang

Pemprov Jateng Evaluasi Larangan Pungutan di Sekolah, Alasannya Banyak Orangtua Siswa Ingin Menyumbang

Regional
10 Ha Lahan Pemda Sumbar di Tanah Datar Jadi Titik Relokasi Korban Banjir

10 Ha Lahan Pemda Sumbar di Tanah Datar Jadi Titik Relokasi Korban Banjir

Regional
'Ngopi' Bareng, Ade Bhakti Bocorkan Obrolannya dengan Gibran

"Ngopi" Bareng, Ade Bhakti Bocorkan Obrolannya dengan Gibran

Regional
Polisi di Ambon Sita 540 Liter Miras Saat Razia di Kapal

Polisi di Ambon Sita 540 Liter Miras Saat Razia di Kapal

Regional
Gerindra Buka Peluang Koalisi Indonesia Maju Berlanjut pada Pilkada Banyumas

Gerindra Buka Peluang Koalisi Indonesia Maju Berlanjut pada Pilkada Banyumas

Regional
Cari Sampah, Pemulung Asal Semarang Temukan Mayat Bayi di Tong Sampah

Cari Sampah, Pemulung Asal Semarang Temukan Mayat Bayi di Tong Sampah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com