Salin Artikel

Cerita Para Penghafal Al Quran Tunanetra di Cianjur, Ingin Memberikan Mahkota ke Orangtua di Surga

Cita-citanya menjadi seorang hafiz memacu tekad untuk memicu dirinya rajin menghafal ayat demi ayat kitab suci umat Islam itu setiap saat.

Alhasil, Chandra kini telah menyandang status seorang hafiz dengan hafalan 10 juz.

Ditemui di Pesantren Al-Azami Cilaku, Cianjur, tempatnya menimba ilmu sedari kecil, Chandra bercerita ihwal keinginannya menjadi seorang penghapal Al Quran.

Sebagai penyandang tuna netra sejak lahir, perjuangannya agar bisa hafal Al Quran tentu tidak mudah, karena hanya mengandalkan indera pendengarannya untuk mengingat hafalan.

Konsentrasi dan fokus adalah kuncinya.

"Saya mulai menghafal Al Quran ketika usia 13 tahun atau sejak 2015. Alhamdulilah sekarang sudah hafal 10 juz. Insya Allah sedang menambah hafalan lagi," kata Chandra kepada Kompas.com, Minggu (9/5/2021).

Tinggal sebulan lagi Chandra akan menyelesaikan pendidikannya di pesantren ini. Ia pun telah mempersiapkan diri untuk mengejar cita-citanya.

“Saya ingin menjadi hafiz dan guru agar bisa mengajar dan berbagi ilmu yang sudah saya dapatkan ini,” ujar dia.

Chandra pun berpesan kepada orang-orang yang memiliki keterbatasan seperti dirinya untuk tidak patah semangat belajar hanya karena kondisi fisik yang tidak sempurna.

Chandra bertekad, suatu hari nanti bisa menjadi seorang hafiz 30 juz.

"Agar kelak saya bisa memberikan mahkota kepada orangtua di surga," ucapnya.

Kendati sedang belajar membaca Al Quran braile, diusianya yang baru menginjak 8 tahun, anak ke-1 dari dua bersaudara itu telah menjadi hafiz.

Kini, Haidar sudah bisa menghafal 4 juz Al Quran. 

Untuk mengasah daya ingat hafalannya, setiap hari ia melakukan muraja’ah atau kegiatan mengulang sebanyak 40 kali.

"Di bulan Ramadhan ini insya Allah bisa menambah satu juz lagi," ucap Haidar.

Haidar bermimpi suatu hari nanti bisa menjadi peserta Hafiz Indonesia. Tekadnya yang ingin ia raih sejak tahu ada ajang lomba yang disiarkan salah satu televisi swasta nasional itu.

Sama dengan Chandra, Haidar juga bercita-cita memberikan mahkota pada orangtuanya di surga kelak melalui keindahan hafalan Al Quran.

Mereka dituntut fokus dan konsentrasi dengan pendengarannya.

Guru pembimbing yang juga Kepala SLB Al-Azami, Azfa Azami Usman menuturkan, metode yang dipakai untuk mengajari mereka menghafal Al Quran adalah mendengar dan pengulangan.

Caranya, guru atau pembimbing membacakan satu ayat sebanyak 5 kali atau tergantung daya tangkap dan kecepatan hafalan siswa.

Selanjutnya, giliran siswa membacakan ayat yang diperdengarkan tersebut secara berulang-ulang.

“Setelah itu, pembimbing dan siswa membaca bersama-sama sebanyak 5-10 kali sampai siswa hafal,” kata Azfa kepada Kompas.com, Minggu.

“Kalau sudah hafal satu ayat, lanjut ke ayat berikutnya. Di ayat berikutnya dengan metode dan cara yang sama terus diulang oleh pembimbing,” sambung dia.

Setelah itu, pembimbing dan siswa kembali membaca hafalan tersebut secara bersama-sama 5 hingga 10 kali.

"Jadi, terus seperti itu sampai akhirnya hafal beberapa surah dan juz," ucap Azfa.

Azfa menyebut, masing-masing dari mereka punya kemampuan berbeda, sehingga dalam membimbing hafalan Al Qurannya berbeda satu dengan lainnya.

Saat ini, ada tujuh orang siswa tunanetra yang sedang mengikuti program tahfiz yang dirintisnya sejak 2015 itu.

“Sebenarnya untuk menambah ayat itu mudah, bisa beberapa menit. Namun, yang paling penting itu muraja’ah atau pengulangan dan memertahankan hafalannya, dan tentunya ada sinergi dengan orang tua,” ujar dia.

Selain menghafal Al Quran, para siswa juga diajarkan mengenal huruf menggunakan pantule atau papan tulis braile, serta belajar mengaji dengan Al Quran braile. 

Kendati demikian, menurut Azfa, program tahfiz Al Quran bagi siswa berkebutuhan khusus ini bukan sekedar persoalan pandai menghafal. 

Namun, terpenting siswa memiliki karakter dan kepribadian yang sesuai dengan isi kandungan Al Quran.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/10/150143778/cerita-para-penghafal-al-quran-tunanetra-di-cianjur-ingin-memberikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke