Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Unsoed Minta "Jateng di Rumah Saja" Diikuti Sanksi Tegas untuk Pelanggar

Kompas.com - 03/02/2021, 10:55 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Kebijakan "Jateng di Rumah Saja" selama dua hari, Sabtu-Minggu (6-7/2/2021) harus diikuti dengan penegakkan peraturan secara konsisten dan tegas bagi masyarakat yang melanggar.

Ahli Epidemiologi Lapangan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr Yudhi Wibowo menilai, pengecualian terhadap beberapa sektor esensial harus diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan.

"Namun harus dicek memang benar mereka melakukan kegiatan untuk hal yang sangat esensial. Jadi task force (gugus tugas) harus benar-benar mengecek di lapangan dan melakukan penertiban secara konsisten dan tegas," kata kata Yudhi melalui pesan singkat," Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja, Wali Kota Solo: Kita Coba, Sesuai Instruksi Gubernur

Dalam Surat Edaran Gubernur Jateng, disebutkan kebijakan tersebut dikecualikan untuk sektor esensial seperti kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi, keuangan, perbankan, logisik dan kebutuhan pokok masyarakat, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utulitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai obyek vital nasional.

Yudhi mengapresiasi kebijakan Pemprov Jateng tersebut.

"Saya berpikir positif bahwa ini upaya bisa menurunkan mobilitas penduduk. Kalau lihat mobility trend dari Apple, sejak diterapkan PPKM secara nasional memang ada penurunan tren mobilitas, yaitu driving -21 persen dan walking -38 persen per 1 Februari 2021 di bawah base line," jelas Yudhi.

Namun jika diperhatikan setiap akhir pekan, kata Yudhi, selalu naik menjadi antara +6 persen sampai dengan +10 persen di atas base line.

"Artinya bahwa sejak PPKM diterapkan sebenarnya mobilitas penduduk cenderung menurun, namun kenyataannya penambahan kasus di atas 10.000 per hari dan positivity rate lebih dari 15 persen," ujar Yudhi.

Baca juga: Sederet Respons Bupati dan Wali Kota Soal Jateng di Rumah Saja, Tidak Siap Personel hingga Minta Aturan Detail

Menurut Yudhi, untuk menekan laju penyebaran Covid-19 tidak cukup hanya dengan membatasi mobilitas penduduk saja.

"Namun harus dilihat faktor risiko yang bersifat individual. Terutama adalah pada faktor individu, yaitu kepatuhan terhadap protokol kesehatan 5M. Selama kepatuhan terhadap protokol kesehatan rendah, maka "Jateng di Rumah Saja" apalagi hanya selama dua hari, tidak akan efektif," lanjut Yudhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com