BADUNG, KOMPAS.com - Wakil Bupati Badung, Bali, I Ketut Suiasa mengatakan, pertanian hidroponik hanya membutuhkan lahan yang terbatas.
Untuk itu, Pemkab Badung berkomitmen mengembangkan pertanian hidroponik.
Hal ini juga sebagai upaya meningkatkan urban farming di wilayahnya.
"Ini sebagai upaya meningkatkan dampak ekonomis sampingan, karena tidak butuh modal dan lahan begitu banyak," kata Suiasa, dalam keterangan tertulis, Jumat (6/8/2020).
Dengan pengembangan pertanian jenis ini, Suiasa ingin mendorong generasi muda terjun ke pertanian, khususnya pertanian organik.
Baca juga: Dampak Virus Corona, 85 Persen Hotel di Badung Tutup Operasional
Harapannya, generasi muda pikirannya tidak hanya berorientasi pada sektor pariwisata semata, namun mulai melirik sektor pertanian.
"Ini konsepnya ramah lingkungan, pertanian, ekonomis, juga pariwisata kami berdayakan," kata dia.
Ia mengatakan, akan mengajak komunitas pemuda mengunjungu tempat-tempat pengembangan hidroponik seperti di Rumah Hidroponik Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Abiansemal, Desa Blahkiuh.
Sehingga, tidak hanya mengandalkan teori, dan dapat berinteraksi langsung dengan petani.
Dengan demikian, generasi muda ini bisa lebih tertarik untuk bertani.
Dalam kesempatan itu, Suiasa juga mendengarkan berbagai aspirasi dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang berkaitan dengan efektivitas kerja mereka saat mendampingi masyarakat.