Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Takut, Hanya 5 Pengemudi Ojol Ikut Rapid Test Massal Dishub Salatiga

Kompas.com - 13/06/2020, 10:12 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Hanya ada lima orang yang datang memenuhi undangan dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Salatiga untuk melakukan rapid test.

Ketidakhadiran mitra kerja Dishub tersebut diduga karena takut.

Kepala Dishub Kota Salatiga Sidqon Effendi mengatakan mengundang 50  juru parkir, 40 sopir angkot, 10 sais dokar, 40 tukang becak dan 60 pengemudi ojol untuk mengikuti rapid test.

"Namun dari daftar hadir terpantau tidak sampai lima pengemudi ojol yang memenuhi undangan dan menjalani rapid test. Mungkin ketidakhadiran pengemudi ojol mengikuti rapid test gratis tersebut karena takut," jelasnya, Jumat (12/6/2020) dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Turis ke Pangandaran, Bawa Hasil Rapid Test atau Dipaksa Pulang

Petugas kesehatan menunggu selama pelayanan yang dijadwalkan dari pukul 08.00 hingga pukul 10.00 WIB, namun peserta yang didaftar untuk rapid test tak kunjung datang.

Akhirnya, sekitar 25 petugas dari Dinas Kesehatan Kota Salatiga yang berpakaian lengkap sesuai protokol tenaga medis itu pun menutup kegiatan dan melepas APD yang dikenakannya. 

Sidqon sangat menyayangkan ketidakhadiran pengemudi ojol yang dirasa kurang memiliki kesadaran akan pentingnya mengikuti rapid test.

“Dishub Kota Salatiga sudah mengupayakan dan membujuk pengemudi ojol tersebut dengan menghubungi melalui sambungan telepon. Karena menurut kami, masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang aman. Namun, hingga pelayanan berakhir mereka tidak datang," ucapnya.

Baca juga: 21 Orang Kontak Pasien Covid-19 Tolak Rapid Test, Warga Desa Tetangga Tutup Akses Jalan

Lebih lanjut, Dishub Salatiga menyelenggarakan rapid test massal untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 melalui transportasi umum. 

Diharapkan, semua penyedia jasa angkutan dalam keadaan sehat dan tidak terpapar Covid-19, sehingga pengemudi dan calon penumpang merasa nyaman dalam beraktifitas.

"Namun sayang, upaya meningkatkan pelayanan dari sisi transportasi supaya masyarakat tidak ada rasa was-was atau khawatir dalam menggunakan jasa transportasi itu, kurang mendapat sambutan dari pengemudi ojol," papar Sidqon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com