Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembunuhan Mertua Sekda Lamongan, Terungkap karena HP Curian

Kompas.com - 12/02/2020, 15:41 WIB
Hamzah Arfah,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Polisi menggelar rekonstruksi pembunuhan Rowaini (68), mertua Sekretaris Daerah Lamongan Yuhronur Efendi.

Kapolres Lamongan AKBP Harus mengatakan, rangkaian rekonstruksi pembunuhan itu dilakukan dari perencanaan aksi di warung milik tersangka Imam Winarto.

"Kemudian dari perencanaan lanjut ke kesepakatan, bahwa IM ini bersedia melakukan pembunuhan," kata Harun kepada awak media usai rekonstruksi dilaksanakan di lokasi kejadian, Rabu (12/2/2020).

Baca juga: Situasi Rutan Kabanjahe Mulai Kondusif, Tak Ada Tahanan yang Kabur

Harun menjelaskan kronologi peristiwa pembunuhan itu. Imam yang merupakan eksekutor dalam pembunuhan itu menjalin kesepakatan dengan Sunarto (44), tersangka yang menjadi otak pembunuhan.

Sunarto yang menaruh dendam dengan Rowaini, merencanakan pembunuhan pada November 2019.

Sunarto menilai Imam cocok menjalankan tugas itu karena pernah bekerja sebagai tukang bangunan saat membangun kamar mandi di rumah korban. Imam dinilai tahu kebiasaan korban.

Sunarto mendatangi warung yang dikontrak Imam pada Desember 2019. Setelah itu, ia menawari sejumlah uang kepada Imam.

 

Imam mengaku menerima tawaran tersebut karena butuh uang untuk membayar hutang kepada rentenir.

Awalnya, Sunarto menawari uang Rp 100 juta dengan syarat membunuh Imam dengan cara diracun. 

Tapi, Imam menolak rencana itu karena tak memiliki racun. Ia meminta bayaran sebesar Rp 200 juta dan berjanji membunuh Rowaini dengan caranya sendiri.

Pada Sabtu (28/12/2019), Sunarto mendatangi warung yang ditempati Imam dan menyerahkan uang tunai Rp 200.000 sebagai uang muka.

Imam melancarkan aksinya sekitar pukul 14.45 WIB, Jumat (3/1/2020). 

Imam mendatangi kediaman saat Rowaini baru selesai menunaikan shalat. Rowaini yang masih mengenakan mukenah pun kaget dan menanyakan maksud kedatangan Imam.

Imam langsung menusuk leher Rowaini. Imam tak langsung meninggalkan lokasi, ia mengambil telepon genggam korban dan menjualnya kepada Purnomo seharga Rp 200.000.

Korban kemudian ditemukan penjaga rumah, Salekan, yang sehari-hari membantu menyalakan lampu dan mengunci pintu rumah korban, pada malam hari.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com