Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Iseng, Nino Bikin Kerajinan dari Tusuk Gigi Senilai Rp 1 Juta

Kompas.com - 12/01/2020, 09:19 WIB
Dian Ade Permana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Tusuk gigi seringkali dianggap sepele. Benda kecil yang terbuat dari bambu ini diacuhkan karena hanya dipandang sebagai pembersih makanan yang berada di sela-sela gigi. Setelahnya, langsung dibuang.

Tapi bagi Suparno alias Nino, tusuk gigi adalah sumber penghasilan. Dari susunan batang-batang tusuk gigi yang dirangkai menjadi berbagai bentuk, dia menghasilkan karya yang tak bisa dianggap sepele.

Sejak tiga tahun lalu, Nino membuat kerajinan tusuk gigi.

"Awalnya saya membuat itu iseng-iseng saat tidak ada orderan menjahit. Terus daripada tidak ada yang dikerjakan, saya melihat bungkusan tusuk gigi ini unik, kecil-kecil tapi padat. Saya coba merangkai menjadi aneka bentuk dengan modal lem super," katanya, Minggu (12/1/2020) di rumahnya, Jalan Dwi Tirto, Pancuran, Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

Baca juga: Desainer Kerajinan Kulit Langka, Pemkab Magetan Akan Buka D1 Gratis

Karyanya saat itu, diakui Nino, masih hanya berupa pajangan di rumah. Tapi beberapa langganan jahitnya mengapresiasi kerajinan tusuk gigi yang dibuat Nino. Bahkan beberapa orang mulai bertanya harga kerajinan tersebut.

"Saya bingung karena memang niat awal tidak untuk dijual, hanya buat hiasan di rumah. Itu saja di beberapa bagian sudah rusak karena dibuat mainan keponakan yang masih kecil-kecil," jelas Nino.

Berdasarkan pesanan tersebut, dia mulai serius membuat kerajinan tusuk gigi ini. Aneka bentuk pun telah dibuatnya. Mulai dari biola, gazebo, ayunan, hingga dokar atau delman.

"Kalau untuk pembuatan setidaknya butuh waktu satu minggu hingga satu bulan, tergantung besarnya dan kerumitan," paparnya.

Ukuran tersebut juga yang menentukan banyaknya tusuk gigi yang dibutuhkan. Namun setidaknya, untuk satu kerajinan membutuhkan dua bungkus tusuk gigi.

Harga kerajinan tusuk gigi ini berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 1 juta.

"Memang untuk merangkai dan membuat itu butuh sabar, teliti, dan detilnya. Setelah jadi bentuk yang diinginkan, diberi tambahan aksesoris agar kerajinan awet serta terlindung dari tangan usil," jelasnya.

Baca juga: Pekan Kerajinan Jawa Barat 2019 Sebentar Lagi, Ada Apa Saja?

Menurut Nino, pemasaran kerajinannya masih di seputaran Salatiga. Karenanya, untuk memperluas jangkuan penjualan, dia berencana membuka toko untuk workshop dan memajang karyanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com