JEMBER, KOMPAS.com – Sedikitnya 12.000 guru di Jember berkumpul di lapangan Universitas Jember, Sabtu (14/12/2019).
Mereka menggelar peringatan hari guru nasional ke-74. Dalam kegiatan itu, para guru sepakat Ujian Nasional (UN) dihapus.
“Saya tangkap dari kepala-kepala sekolah, UN menjadi beban, sekolah takut jelek. Akhirnya guru ditekan, siswa juga ditekan,”kata Supriyono, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jember pada Kompas.com.
Baca juga: UN Dihapus, Anggota Komisi X: Jangan Ganti Menteri, Ganti Kebijakan
Menurut dia, UN tidak menunjukkan keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri.
“Selama ini UN tidak membuat pendidikan Indonesia meningkat di level internasional. Kemampuan literasi Indonesia selalu di bawah,” terangnya.
Padahal, mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah masuk dalam materi UN.
Ironisnya lagi, karena guru dan murid merasa tertekan, ada yang melakukan tindakan tidak terpuji, seperti memberikan jawaban UN.
“Ini persoalan yang kelihatan sederhana, tapi fatal,” tuturnya.
Sebab, hal itu akan memengaruhi pembentukan karakter dari pelajar itu sendiri. Substansi pendidikan adalah pendidikan karakter pelajar, UN hanya pada ranah pengetahuan.
”Untuk menilai keberhasilan pelajar, tidak harus dengan UN,” jelasnya.
Baca juga: Gubernur Kalbar Setuju Sistem UN Dihapus, Ini Alasannya
Untuk itu, kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim disambut baik. Para guru di Jember sepakat agar UN dihapus.
“Dari yang saya rekam dari para guru, UN itu membebani, karena hanya dominasi pada pengetahuan, tidak pada sikap atau perilaku,” jelasnya.
Padahal, pendidikan bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki sikap baik, keterampilan baik sesuai dengan bakat yang mereka miliki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.