Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2019, 19:04 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang mencatat kekeringan yang melanda kota lumbung padi semakin melebar.

Sebanyak 22 desa dari tujuh kecamatan terdampak kekeringan pada musim kemarau tahun ini.

Kepala Bagian Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang Ruchimat mengatakan, sebagian besar wilayah yang terdampak kekeringan parah berada di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru, yang sebagian besar daerah pegunungan.

Selain itu, wilayah lain yang terdampak yakni Kecamatan Ciampel, Kecamatan Telukjambe Barat, Kecamatan Tirtajaya, Kecamatan Pakisjaya, Kecamatan Cilebar, dan Kecamatan Pakisjaya.

"Wilayah yang terdampak kekeringan melebar hingga Pakisjaya," kata Ruchimat kepada Kompas.com, Senin (7/10/2019).

Baca juga: Ini Strategi Pemkab Karawang Cegah Kebocoran Pendapatan dari PBB

Ruchimat mengatakan, berdasarkan prakiraan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima pihaknya, Karawang bagian selatan sudah melewati puncak kemarau pada Juli dasarian ke dua. Kemudian Karawang bagian utara dan Agustus dasarian pertama.

Biasanya, kata dia, dari puncak kekeringan ke munculnya hujan sekitar dua bulan. Pada masa ini masuk musim pancaroba. Musim penghujan diperkirakan terjadi pada Desember-Januari.

"Dari Juli hingga saat ini belum ada hujan sama sekali," katanya.

Ruchimat menyebutkan, jumlah jiwa yang terdampak sebanyak 35.474 warga 22 desa dari 7 kecamatan di Karawang.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ingin Purwakarta, Karawang, dan Kabupaten Bekasi Terintegrasi

Untuk membantu kebutuhan air bersih warga yang terdampak, pihaknya sudah mengirim 120 rit air ke wilayah terdampak sejak 1 juli 2019.

Pengiriman dilakukan pada Senin sampai Jumat berdasarkan jadwal yang disusun seminggu sebelumnya. Jadwal disusun berdasarkan permohonan dari warga.

"Kami mengakui jumlah yang kami kirim jauh dari cukup bagi kebutuhan warga," katanya.

Sawah terdampak

Sementara sawah yang terdampak seluas 422 hektar, dengan rincian 250 hektar di Desa Tambaksumur Kecamatan Tirtajaya, 50 hektar di Desa Mekarpohaci Kecamatan Cilebar, dan 122 hektar di Desa Kertamukti Kecamatan Cilebar.

"Kami sudah meminjamkan tiga pompa ke kecamatan yang sawahnya terdampak. Sementara satu pompa lainnya rusak," katanya.

Kemarau panjang ini juga menyebabkan Bendungan Cibeet mengering. Kekeringan kali ini diklaim sebagai kekeringan terparah dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Puluhan Pelajar Diamankan di Tanjung Priok, Berasal dari Cirebon, Tasikmalaya, hingga Karawang

"Biasanya, di bendungan ini tak sekering ini. Masih ada aliran," kata Aep, warga Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat.

Pada musim kemarau, Bendungan Cibeet yang terletak antara Desa Wanajaya Kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang dan Desa Pasirranji Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi, kerap digunakan warga dua desa itu untuk kebutuhan mandi dan cuci.

Warga kedua desa itu pada Sabtu (5/10/2019) siang lalu, melangsungkan salat istisqo yang kering tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com