KOMPAS.com - Sederet kisah unik terungkap saat acara pelantikan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) di Indonesia.
Salah satunya ada di Kendal, Jawa Tengah. Acara pelantikan anggota DPRD di Kendal terpaksa diundur, karena Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Tengah belum turun.
Selain itu, acara pelantikan anggota DPRD di Garut diwarnai unjuk rasa pedagang kaki lima yang tergusur.
Saat itu, para pendemo ingin mengumandangkan azan saat acara pelantikan agar para anggota dewan yang baru terbebas dari bisikan-bisikan setan.
Berikut ini fakta unik yang terjadi saat acara pelantikan anggota DPRD:
Menjelang pelantikan, sejumlah calon anggota DPRD Garut yang akan dilantik terpaksa mengembalikan jas ke Sekretariat Dewan (Setwan).
Pasalnya, jas yang akan digunakan untuk pelantikan tersebut banyak yang kekecilan dan bahan dianggap tak berkualiatas.
"Ada yang kekecilan, bahannya juga jelek. Jadi semua sepakat dikembalikan saja ke Setwan," jelas Agus Hamdani, calon anggota DPRD Garut yang akan dilantik Selasa (13/8/2019) saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Senin (12/8/2019) malam.
Agus yang juga Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Garut mengungkapkan, jas tersebut berasal dari Jakarta.
"Padahal sudah diukur semuanya oleh penjahitnya langsung dari Jakarta, katanya yang menang tendernya dari Jakarta," jelas mantan Bupati Garut yang menggantikan Aceng HM Fikri tersebut.
Baca juga: Sehari Jelang Dilantik, Anggota DPRD Garut Kembalikan Jas dari Setwan
Aksi unjuk rasa mewarnai acara pelantikan di Gedung DPRD Garut, Selasa (13/8/2019).
Menurut Ketua Lembaga Pedagang Kaki Lima Garut (LPKLG) Tatang mengungkapkan, alasan para PKL berunjuk rasa karena tempat mereka berdagang di Jalan Ahmad Yani, Garut Kota, telah ditertibkan dan PKL tidak bisa berdagang kembali.
“Kami juga ingin mengazani anggota DPRD Garut yang baru, seperti bayi yang baru lahir, agar tidak mendengar bisikan-bisikan setan,” katanya kepada wartawan.