Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Sebut Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD Kembali Merebak

Kompas.com - 03/08/2019, 10:27 WIB
Perdana Putra,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Akmal Malik menyebutkan, wacana kepala daerah dipilih kembali oleh DPRD kembali merebak.

Hal itu muncul setelah adanya ketidakpuasan dari masyarakat terhadap proses dan hasil Pilkada yang masih banyak masalah.

"Wacana kepala daerah dipilih DPRD kembali merebak. Dalam sejumlah pertemuan, termasuk hari ini, wacana itu muncul kembali," kata Akmal usai acara  Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Pelaksanaan Pilkada Serentak dalam rangka Menghadapi Pilkada Serentak Tahun 2020 dan Pemilu Serentak Tahun 2024 di Padang, Jumat (2/8/2019).

Baca juga: Ketua DPRD DKI Usulkan Presiden Dipilih DPR, Kepala Daerah Dipilih DPRD

Akmal menyebutkan wacana ini sah-sah saja muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap proses dan hasil Pilkada.

Hanya saja, wacana tersebut masih butuh pembahasan panjang dan butuh dibuat lagi peraturan yang mengikat.

"Undang-undang disahkan di DPR sehingga butuh pembahasan panjang. Aspirasi ini jelas akan menjadi catatan oleh Kemendagri," katanya.

Baca juga: Ingat, Transaksi Politik Besar Saat Kepala Daerah Dipilih DPRD Dahulu

Menurut Akmal untuk mendukung pelaksanaan Pilkada yang lebih baik, saat ini pihaknya telah membuat tujuh kebijakan.

“Pertama, Penyiapan DP4, optimalisasi perekaman dan pencetakan kartu tanda penduduk elektronik,” ujarnya.

Kedua, supervisi dan memfasilitasi Naskah Perjanjian Hibah Daerah kepada penyelenggara pilkada dan aparat keamanan.

Baca juga: Staf Khusus Presiden Usul Pilkada Papua Dipilih DPRD

Ketiga, memetakan potensi konflik dan cegah dini serta mengoptimalkan koordinasi horizontal-vertikal pada aspek-aspek yang dapat mengganggu.

Berikutnya, lanjut Akmal, dukungan peningkatan partisipasi pemilih, menetapkan hari libur pada saat pencoblosan, dan sosialisasi.

Kemudian penguatan regulasi dan koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Badan Kepegawaian Negara dalam menegakkan Netralitas ASN.

Baca juga: Komedi Kepala Daerah Dipilih DPRD

Keenam, menyampaikan maklumat himbauan kepada calon kepala daerah/wakil kepala daerah diantaranya agar aktif membangun kehidupan demokrasi, menjaga stabilitas dan mematuhi regulasi dalam pelaksanaan pilkada;

"Dan yang terakhir, pelibatan pihak para pihak untuk mereduksi ekses negatif perilaku penyebaran Hoaks dan Isu SARA. Dalam hal ini akan menggalang sinergi dengan lembaga lain seperti Komisi Penyiaran Independen (KPI),” katanya.

Kompas TV Serangan fajar akrab didengar apa lagi saat dekat-dekat pemilu gini. Kamu pernah nggak sih menerima "sogokan" untuk memilih kandidat tertentu? Hati-hati loh karena ada KUHP yang mengatur. Tak hanya uang kertas, serangan fajar zaman now juga mengandalkan produk-produk digital. Dan lebih mengejutkannya lagi, ada istilah yang populer pada pilkada lalu yaitu "Serangan Fajar Pascabayar". Pilih dulu baru dibayar. Gimana menurutmu soal serangan fajar ini? #rabupemilu #pemilu2019 #rumahpemilu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com