CIANJUR, KOMPAS.com–Krisis air bersih di musim kemarau saat ini di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terus meluas.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat saat ini ada lima wilayah kecamatan yang paling terdampak.
“Ada 53.205 jiwa atau 16.989 kepala keluarga yang terdampak (krisis air bersih) dan tersebar di wilayah Kecamatan Sukanagara, Sindangbarang, Agrabinta, Cibinong, dan Cidaun," kata Sekretaris BPBD Cianjur Sugeng Supriyatno, Rabu (31/7/2019).
Baca juga: Saat Kekeringan di Gunungkidul Dimanfaatkan Jadi Sumber Penghasilan
Dampak krisis air bersih yang paling kentara disebutkan Sugeng berada di wilayah Sindangbarang, Agrabinta, dan Cibinong.
"Hampir di semua desa di tiga wilayah kecamatan itu mengalami krisis air bersih. Ada juga yang berimbas (musim kemarau) terhadap kekeringan lahan pertanian,” ujarnya.
Untuk wilayah yang mengalami krisis air bersih, pihaknya berkoordinasi dengan Perumdam Tirta Mukti maupun Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Diperkimtan) untuk terus mendistribusikan bantuan air bersih.
“Saat ini kita siap siagakan satu tangki atau armada air bersih yang siap didistribusikan, meski idealnya kita harus punya 3-4 armada,” tambahnya.
Jumlah warga yang terdampak krisis air bersih di lima kecamatan itu di antaranya, 5.186 jiwa di Kecamatan Sukanagara, 6.570 jiwa di Sindangbarang, 7.959 jiwa di Agrabinta, 31.144 jiwa di Cibinong, dan 2.356 jiwa di Cidaun.
Baca juga: 10 Kabupaten dan 1 Kota di NTT Alami Kekeringan Ekstrem
Selain di lima wilayah kecamatan di selatan Cianjur itu, pantauan Kompas.com krisis air bersih juga melanda di wilayah Cibeber.
Di sana, warga bahkan terpaksa memanfaatkan air kubangan dan cerukan yang keruh dan kotor untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus.
Selain karena musim kemarau, krisis air bersih yang melanda di sembilan desa di wilayah tersebut juga dipicu rusaknya bendungan irigasi Sungai Cikondang sejak Januari lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.