Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Limbah Plastik Mengandung B3 Terus Terjadi, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 29/07/2019, 18:48 WIB
Hadi Maulana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Impor limbah plastik terus saja dilakukan oleh pengusaha di Indonesia tanpa mempedulikan dampaknya. Pasalnya, limbah plastik tersebut diketahui juga mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).

Seperti temuan 65 kontainer limbah plastik yang masuk di Pelabuhan Peti Kemas Batuampar, Batam, Kepulauan Riau pada awal Juli 2019 lalu. Setelah di tes oleh laboratorium Kantor Pelayanan Umum (KPU) Bea dan Cukai Tipe Batam, Kepulauan Riau, sebanyak 38 kontainer diantaranya positif mengandung B3. 

Tak hanya itu, sebelumnya berdasar investigasi yang dilakukan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), setidaknya tercatat ada lima kawasan militer di Jawa Timur, yang dijadikan lokasi penimbunan limbah B3 sejak tahun 2016-2018.

Ecoton sendiri sebelumnya sudah meminta pemerintah agar lebih serius menangani persoalan sampah plastik yang diselundupkan melalui impor sampah kertas. Ini seperti yang terjadi di Batam dan Surabaya, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Bea Cukai Batam Masih Periksa 65 Kontainer Bermuatan Barang Impor Limbah Plastik

 

Hal itu untuk mengantisipasi semakin banyaknya limbah plastik, seiring meningkatnya impor sampah kertas.

Direktur Ecoton Prigi Arisandi mengatakan, terdapat peningkatan volume impor kertas bekas 739.000 ton per tahun pada 2018 dibanding 546.000 ton pada 2017 untuk bahan baku pabrik kertas di Jawa Timur.

"Dari 12 perusahaan kertas di Jawa Timur, lima perusahaan kami survei dan jumlah plastik yang ditemukan dalam waste paper 10 persen sampai 30 persen," kata Prigi dalam keterangannya, Selasa (25/6/2019).

Mengapa masih banyak terjadi impor limbah plastik ini? Berikut penjelasan dari Kepala Seksi Notifikasi Limbah B3 dan non-B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rima Yulianti kepada Kompas.com usai menyaksikan proses reekspor 7 kontainer bermuatan limbah plastik mengandung limbah B3 di Batam, Senin (29/7/2019). 

Baca juga: Hasil Lab, 38 dari 65 Kontainer Bermuatan Limbah Plastik Mengandung B3

Tidak ada larangan

Menurut Rima, hingga saat ini Indonesia belum mengeluarkan larangan impor limbah plastik tersebut.

Walaupun begitu, meski belum ada larangan impor limbah plastik, ke depan KLHK berjanji untuk memperketat pemeriksaan di pelabuhan, terutama untuk perizinan.

"Ke depan proses pemeriksaan saja yang akan diperketat lagi pemeriksaannya," kata Rima di Pelabuhan Batu Ampar, Senin (29/7/2019).

Menurut Rima, masuknya limbah plastik yang mengandung B3 diduga lantaran lemahnya pemeriksaan. Akibatnya, importir leluasan memasukkan limbah plastik mengandung B3.  

"Namun sesuai Permendag Nomor 31 Tahun 2016, apabila barang yang diimpor tidak sesuai perizinan, atau mengadung B3, maka importir wajib mengekspor kembali (reekspor) limbah plastik yang mengadung B3 tersebut ke negara asalnya," pungkas dia. 

Baca juga: Aksi Tolak Sampah dari Luar Negeri, Surat Protes untuk Presiden Trump hingga Ancaman Limbah B3

Reekspor

Meski banyak impor limbah plastik dilakukan pengusaha lokal, namun sampai saat ini Indonesia belum melarang impor limbah plastik tersebut.KOMPAS.com/HADI MAULANA Meski banyak impor limbah plastik dilakukan pengusaha lokal, namun sampai saat ini Indonesia belum melarang impor limbah plastik tersebut.
Sebanyak 7 dari 49 kontainer bermuatan limbah plastik yang terkontaminasi B3, yang masuk di Pelabuhan Peti Kemas Batuampar, Batam, Kepulauan Riau, akhirnya direekspor.

Sebanyak 7 kontainer bermuatan limbah plastik yang terkontaminasi B3 ini direekspor ke negara asalnya, yakni Hong Kong sebanyak 5 kontainer dan Perancis sebanyak 2 kontainer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com