DENPASAR, KOMPAS.com - Gunung Agung yang terletak di Karangasem, Bali kembali meletus pada Kamis (11/4/2019) pukul 18.47 Wita. Tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.
Laporan resmi Pos Pemantau Gunung Api Agung di Desa Rendang menyebutkan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi ± 2 menit 8 detik.
Kasubid Mitigasi wilayah wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mikawai Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana mengatakan, erupsi terjadi secara transien atau tidak menerus. Letusan juga mengeluarkan suara gemuruh dan lontaran lava pijar.
"Erupsi yang terjadi tipe strombolian, kalau ada suara dentuman atau gemuruh ya wajar. Ada lontaran batu atau lava pijar dan ada abu," kata Devy.
Baca juga: Pasca-eruspi Gunung Agung, Aktivitas Warga di Pura Besakih Berjalan Normal
Menurutnya, strombolian seperti beberapa waktu belakangan ini menandakan bahwa aktivitas magmatik Gunung Agung saat ini masih hidup. Kondisinya berada dalam sistem terbuka, artinya tidak perlu gempa yg banyak lagi untuk erupsi karena fluida magma naik relatif tanpa hambatan berarti.
"Erupsi terjadi ketika terjadi kelebihan tekanan akibat fluida magma yg bergerak naik," ucap Devy.
Baca juga: Gunung Agung Meletus, Keluarkan Abu Setinggi 2.000 Meter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.