Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video "Jika Jokowi Terpilih Pendidikan Agama Islam Dihilangkan", Bawaslu Cari Pelaku

Kompas.com - 06/03/2019, 11:59 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi


MAKASSAR, KOMPAS.com – Kampanye hitam yang menyebar fitnah kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin kembali terjadi.

Kali ini seorang ibu menyebarkan fitnah dari rumah ke rumah warga bahwa jika pasangan capres nomor 01 terpilih, Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah akan dihapuskan.

Pada video tersebut, seorang wanita mengenakan jilbab warna kuning dan di baju lengan panjangnya terdapat gambar mirip lambang Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dalam video itu, ibu tersebut ditemani beberapa rekannya yang juga mengenakan baju dengan gambar yang sama melakukan kampanye hitam terhadap pasangan capres nomor 01.

“Kalau pilih Prabowo itu, kita pikirkan nasib agama kita, anak-anak kita walaupun kita tidak menikmati sekarang. Tapi besok lima atau sepuluh tahun akan datang, apakah kita mau kalau pelajaran agama dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya?” katanya.

Baca juga: Bawaslu Merasa Menjadi Tertuduh atas Maraknya Kampanye Hitam

“Itu kan salah satu programnya mereka, pertama pendidikan agama dihapus di sekolah-sekolah. Terus rencananya mereka itu menggantikan pesantren menjadi sekolah umum dan berbagai macam cara untuk ini,” tutur wanita berusia kisaran 50-an tahun yang belum diketahui identitasnya ini.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Makassar Nursari yang dikonfirmasi, Rabu (6/3/2019) mengatakan, pihaknya baru mendapat video kampanye itu dari wartawan yang hendak melakukan konfirmasi pada Selasa (5/3/2019) kemarin.

Hanya saja, sampai sekarang belum ada pihak yang melaporkan kampanye hitam tersebut ke Bawaslu.

“Kami juga baru dapat video itu dari teman-teman wartawan yang mau konfirmasi. Belum juga ada yang datang melapor ke Bawaslu. Meski begitu, kami masih selidiki lokasi kampanye hitam tersebut. Sebab, kalau dilihat lokasinya berada di daerah di Sulsel,” ujarnya.

Baca juga: TKN Imbangi Kampanye Hitam di Jabar dengan 3 Kartu Baru Jokowi

Nursari belum bisa memastikan lokasi kampanye hitam ibu-ibu tersebut. Ia pun telah menyerahkan bukti rekaman video ke Bawaslu Sulsel untuk dibantu dalam melakukan penyelidikan.

Aparat kepolisian di jajaran Polda Sulsel juga melacak lokasi dan mencari pelaku kampanye hitam tersebut.

“Saya sudah serahkan video tersebut ke Bawaslu Sulsel untuk dibantu selidiki. Ketua Bawaslu Maros juga kemarin menelepon mencari tahu soal lokasi kampanye hitam itu. Demikian pula kepolisian sedang melakukan penyelidikan, termasuk kami di Bawaslu Makassar,” tambahnya.

Terkait dengan video kampanye hitam ibu-ibu di Sulsel yang mengenakan baju dengan gambar mirip logo PKS, kader PKS Ariady Arsal membantah kalau yang melakukan kampanye hitam terhadap pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'aruf Amin, adalah kader rekannya separtai.

"Yang namanya orang bisa saja berpakaian PKS, bisa jadi juga itu hanya simpatisan. Tapi video yang beredar itu saya yakin bukan pengurus PKS. Saya sangat yakin karena PKS tidak seperti itu karakternya," ujar Ariady.

Ariady yang merupakan Ketua Fraksi PKS DPRD Sulsel tersebut menuturkan jika sekarang politik di Indonesia sedang memanas menjelang pilpres.

"Saya sedang mencari siapa orang dalam video itu, karena kalau kader di Sulsel pasti ketahuan mulai tingkat keanggotaannya apa, di level mana. Kalaupun yang melakukan itu adalah simpatisan, Ariady mengaku akan susah melacaknya. Karena simpatisan itu datangnya dari mana saja. Yang pasti, apapun itu, itu adalah tanggung jawab pribadi. Insya Allah pasti ketahuan,” tambahnya.

Kompas TV Wakil Presiden #JusufKalla menegaskan kampanye hitam yang menyebut pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma&#39;ruf akan menghapus pendidikan agama dan pesantren jika terpilih adalah hoaks.<br /> <br /> Terkait viralnya video #kampanyehitam di #Makassar yang mengatakan pelajaran agama akan dihapus jika Jokowi jadi presiden kembali, Wapres mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya isu yang diedarkan oleh pihak-pihak yang menyebarkan berita bohong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com