Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Lecehkan Siswanya, Ini Tanggapan Kepsek SMKN 1 Luwu Timur

Kompas.com - 15/02/2019, 16:24 WIB
Amran Amir,
Khairina

Tim Redaksi

LUWU TIMUR, KOMPAS.com - Kepala sekolah SMKN 1 Luwu Timur, Sulawesi Selatan, berinisial AK yang didemo siswanya pada Kamis (14/02/2019) di sekolah karena diduga melakukan tindakan pelecehan terhadap siswa, membantah tudingan tersebut.

Menurut AK tudingan tersebut tidak benar. AK mengaku hanya memberikan sanksi kepada siswa berinisial SD (16) karena mendapatinya bolos di jam pelajaran berlangsung dengan cara memanjat pagar.

"Tudingan itu tidak benar, saya tidak pegang kemaluannya, saya hanya memberikan sanksi kepadanya yakni lari menuju sekolah kemudian saya perintahkan pergi shalat Zuhur " kata AK melalui sambungan telepon saat dikonfirmasi, Jumat (15/2/2019).

Tak hanya itu, setelah  shalat Zuhur, AK menyuruh SD membersihkan sarang laba-laba yang melekat di plafon dengan posisi berdiri di atas meja dan memegang sapu ijuk. Itu adalah bentuk hukuman.

"Seingat saya, saya tidak memegang kemaluannya seperti yang ditudingkan dengan cara sengaja, saya hanya menunjuk, entahlah apakah saya tidak sengaja menyentuh atau bagaimana, yang jelas saya hanya menunjuk ke arah plafon, ada guru-guru kok yang melihat," ujarnya.

Baca juga: Ratusan Siswa SMK Demo Kepseknya yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

AK menyatakan keheranannya saat ditelepon oleh guru-guru karena siswa di sekolah tersebut berunjuk rasa, sementara dirinya berada di luar sekolah.

“Saya juga kaget di telepon guru-guru setelah shalat Asar bahwasanya para pelajar menggelar unjuk rasa di sekolah. Sementara posisi saya saat itu berada di Lampia, Desa Harapan, Kecamatan Malili, untuk mengambil rambutan. Jadi, waktu itu ada yang menuding saya lari itu juga tidak benar, karena saya lagi di Lampia mengambil buah rambutan pesanan Ibu Kabidmen UPT Cabang Dinas Pendidikan untuk di bawah ke Makassar,” tuturnya.

Setelah kembali dari Lampia, Desa Harapan, AK memenuhi panggilan Polres Luwu Timur untuk diperiksa.

“Saya penuhi panggilan Polres Luwu Timur untuk diperiksa tepat sebelum shalat Asar, saya diperiksa selama dua jam, saya dimintai keterangan, dan saya juga tidak tahu tiba-tiba saya di panggil Polisi atas persoalan itu," bebernya.

Sebelumnya, pada Kamis (14/02/2019) siang, para pelajar SMKN 1Luwu Timur menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah lantaran menduga kepala sekolah telah melecehkan rekannya sesama siswa saat terlambat datang di sekolah.

Menurut keterangan korban SD (16), kejadian berawal saat dirinya terlambat datang ke sekolah pada Kamis (14/02/19) pagi.

Oknum kepala sekolah berinisial AK meminta korban ke ruangannya untuk diberi hukuman dan peringatan. Namun, di dalam ruangan, sang kepala sekolah diduga melakukan dugaan pelecehan seksual dengan memegang alat vital sebanyak 2 kali.

”Kalau saya dihukum, saya terima, tapi ini, dia justru memegang kemaluan saya. saya tidak terima ini,” ucap SD yang masih duduk di kelas X jurusan pengelasan ini.

Kompas TV Di Bandung, Jawa Barat seorang guru les privat ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan pelecehan seksual pada murid-muridnya. Aksi ini terungkap setelah orangtua korban mendapati video asusila pelaku di ponsel sang anak. Selalu waspada dalam mengawasi buah hati anda karena ancaman predator seksual bisa mengintai kapan saja. Berikut penelusuran tim Gelar Perkara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com