Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Siswa SMK Demo Kepseknya yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

Kompas.com - 14/02/2019, 20:28 WIB
Amran Amir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LUWU TIMUR, KOMPAS.com – Para siswa di SMK Negeri 1 Luwu Timur, Kamis (14/02/2019) berunjuk rasa di depan kantor sekolahnya atas kasus pelecehan seksual yang menimpa rekan mereka. 

Dalam orasinya, mereka menuduh Kepala Sekolahnya (Kepsek) sebagai pihak yang harus bertanggungjawab. Jika tidak, para siswa ini mengancam akan melakukan libur massal pada Jumat (15/2/2019). 

Dalam aksi demo ini, aksi anarkis para siswa kepada Kepsek-nya hampir terjadi. 

”Kalau begitu kita semua libur saja besok. Kami tidak terima perbuatan kepala sekolah yang telah melecehkan rekan kami," ujar salah satu siswa peserta demo yang enggan disebutkan namanya kepada Kompas.com, Kamis. 

Baca juga: Fakta Kasus Pelecehan Seksual KKN UGM, Tolak Istilah Damai hingga Alasan Hentikan Proses Hukum

"Harusnya seorang guru, apalagi dia seorang kepala sekolah, mengajarkan kami kebaikan. Tapi justru dia berbuat tak senonoh kepada salah seorang rekan kami. Pokoknya dia harus dihukum." 

Siswa SMK yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual Kepseknya adalah SD (16). Menurut dia, pada Kamis pagi dia telat masuk ke sekolah. Kepsek AK kemudian memintanya ke ruangannya untuk memberi SD hukuman dan peringatan. 

Tetapi menurut SD, dalam ruangan tersebut justru Kepsek AK memegang alat vitalnya sebanyak dua kali. 

”Kalau saya dihukum, saya terima. Tapi ini, dia justru memegang kemaluan saya. Saya tidak terima, ini,” ucap SD yang masih duduk di kelas X jurusan pengelasan ini.

Baca juga: Korban Pelecehan Seksual saat KKN UGM Dapat Bantuan Biaya Pendidikan

Dimintai keterangan

Untuk mencegah aksi anarkis, aparat kepolisian dari Polsek Malili dan Polres Luwu Timur mendatangi sekolah tersebut dan meredakan emosi para siswa. Mereka juga membubarkan aksi demo para siswa, serta meminta mereka  untuk tenang dan kembali ke rumah masing-masing. 

Kabag Ops Polres Luwu Timur, Kompol Muh. Rifai mengatakan bahwa pihaknya sedang menangani hal ini.

”Terduga dan korban sedang kami mintai keterangan, dan masih dalam proses oleh kepolisian, untuk itu kami harap tidak ada tindakan yang berujung anarkis,” ujarnya kepada awak media di halaman sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com