Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Usul Dana Kontijensi Bencana untuk Pemulihan Kawasan Kritis

Kompas.com - 13/02/2019, 17:27 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Doni Munardo mengusulkan dana kontijensi bencana dapat dipakai untuk memulihkan kawasan-kawasan yang kritis.

Saat ini, BNPB mengajukan surat agar dana tersebut bisa digunakan.

"BNPB ajukan surat ke Kementerian Keuangan agar mendapatkan dana kontijensi. BNPB bisa membantu daerah-daerah yang mempunyai kawasan kritis yang berpotensi muncul peristiwa alam," kata Doni, di Semarang, Rabu (13/2/2019).

Doni Munardo mengatakan, dana kontijensi akan membantu untuk proses pemilihan kawasan kritis, gundul serta untuk program pengurangan risiko bencana.

Baca juga: BNPB Siapkan Rp 7 Triliun Beli Alat Deteksi Bencana

Pos dana kontijensi bencana sendiri telah disediakan dalam APBN untuk kegiatan kesiapsiagaan pada tahap Prabencana.

Dalam paparannya dalam rapat koordinasi kebencian tingkat Jateng, Doni juga menyebut Kementerian Keuangan telah memberi lampu hijau untuk hal tersebut. Doni mengaku telah berbicara dengan wakil Menteri Keuangan.

Namun, BNPB masih menunggu surat tertulis dari Kementerian Keuanhan terkait penggunaan dana tersebut.

"Kalau ada potensi bencana tidak boleh kotak-kotak, harus satu dan terpadu," tambahnya.

Baca juga: BNPB Sebut 7 Objek Sarana yang Harus Tahan Bencana Alam

Doni meminta insturusi TNI-Polri, dan Pemda bersinergi menghadapi potensi bencana di Jateng. Bencana di Jateng sangat banyak, terutama bencana banjir dan tanah longsor.

Menurut dia, tercatat telah terjadi bencana di 126 titik longsor, terjadi sejak 1 Januari 2019 sampai dengan 12 Februari 2019. Longsor terjadi di 24 kabupaten/kota di Jateng.

Oleh karena itu, stake holder terkait diminta segera memperhitungkan daya dukung lahan, dan segera bergerak untuk menyelamatkan daerah hulu.

"Kalau tidak ditangani segera barangkali jumlah longsor makin banyak dan jumlah korban tambah banyak, termasuk kerugian di sektor ekonomi baik bagi masyarakat dan pemerintah," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com