TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Satuan Lalu Lintas Polres Tasikmalaya Kota, menyebut jalur Gentong di jalan nasional Selatan Jawa Barat sudah tak layak bagi kendaraan bertonase berat.
Titik paling rawan kecelakaan di Tasikmalaya itu sering disebut jalur tengkorak, dan sangat perlu mendapatkan solusi bagi para pengendara untuk menghindari jalur tersebut.
"Setelah melakukan beberapa kali pengkajian bahwa jalur Gentong sudah tak layak dilalui kendaraan berat. Maka, dengan adanya rencana pembangunan Tol Cigatas menjadi solusi efektif untuk menekan angka kecelakaan di jalur tengkorak Gentong," jelas Kepala Satlantas Polres Tasikmalaya Kota, AKP Andriyanto, Rabu (13/2/2019).
Baca juga: Wagub Jabar: Bukan Hoaks, Tol Cigatas Dibangun Mulai Mei Ini
Andriyanto menjelaskan, jalur Gentong terdapat dua titik paling rawan kecelakaan yang disebabkan kendaraan berat. Yakni, tanjakan Gentong atas dan bawah.
Kedua tanjakan itu memiliki tanjakan dan turunan curam disertai jalan berkelok-kelok tajam karena mengikuti kontur wilayah menaiki wilayah pegunungan.
Kendaraan bertonase berat sering kesulitan menaiki kedua tanjakan itu sampai akhirnya rem blong tak kuat menahan beban tanjakan.
"Hal seperti ini yang sering menjadi kecelakaan. Belum lama ini saja kejadian empat orang tewas karena truk pasir tak kuat menanjak sampai menghantam mobil di belakangnya. Sesudah kejadian itu, ada lagi kecelakaan truk tak kuat menanjak lagi sampai mencelakai mobil lainnya tapi tak sampai ada korban jiwa," ungkap dia.
Baca juga: Tol Cigatas Dukung Munculnya Kawasan Industri di Kota Tasikmalaya
Selama ini, lanjut Andriyanto, kendaraan bertonase berat berbagai jenis barang yang diangkut tak bisa memilih lagi jalan yang bisa dilalui untuk mengirim barang ke Bandung atau Jakarta dari Tasikmalaya dan daerah Priangan Timur lainnya.
Akses jalan nasional satu-satunya dari Priangan Timur ke kota besar hanya lewat Gentong. Akses jalan lainnya ada lewat jalan Garut Kota via Singaparna, tapi kontur jalan yang sangat ekstrem belokan dan tanjakan serta turunannya lebih parah, tak bisa dilalui oleh kendaraan berat.
"Lewat Garut Kota via Singaparna lebih parah, makanya kendaraan berat lebih memilih jalur Gentong karena jalannya lebih lebar dibandingkan ke Singaparna," ungkapnya.
Kondisi ini membuat kendaraan kecil tertahan oleh kendaraan berat di depannya yang sering membuat antrean panjang di kawasan Gentong sampai ke Limbangan, Garut dan Nagrek.
Baca juga: Wawali Tasikmalaya: Jokowi Wujudkan Mimpi Warga Bangun Tol Cigatas
Jika nantinya Tol Cigatas telah selesai dibangun, tentunya pengendara tak perlu lagi melewati jalur tengkoran Gentong yang rawan kecelakaan dan sudah tak laik bagi truk bertonase berat.
"Pastinya sekali seluruh masyarakat mendambakan Tol Cibatas segera selesai dibangun secepatnya," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.