Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita DBD di Kediri Tinggi, Permintaan Ikan Cupang Meningkat

Kompas.com - 02/02/2019, 23:36 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Khairina

Tim Redaksi


KEDIRI, KOMPAS.com- Permintaan ikan cupang atau ikan betta di Kediri, Jawa Timur, mengalami peningkatan signifikan seiring merebaknya serangan penyakit demam berdarah yang tengah melanda berbagai wilayah saat ini.

Tingginya permintaan terhadap jenis ikan hias itu karena banyak digunakan sebagai medium pengendalian nyamuk melalui program ikanisasi oleh masyarakat.

"Selain pembeli dari pedagang ikan biasa, banyak juga pembeli dari perangkat desa atau kelurahan untuk pemberantasan nyamuk," ungkap  Wakil Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Maju Heru Sulistio, Sabtu (2/2/2019).

Peningkatan permintaan itu, kata pembudidaya yang bermarkas di sentra ikan Kelurahan Ketami Kota Kediri ini, sudah terjadi sejak Desember 2018 yang lalu.

Jika sebelumnya setiap minggu permintaan hanya mencapai 1.000 ekor hingga 1.500 ekor, kini permintaan itu melonjak tajam hingga bisa mencapai 4.000 ekor per minggu.

Baca juga: Ikan Cupang, Si Cantik yang Gemar Bertarung hingga Basmi Jentik

Ikan cupang banyak dipakai untuk pengendalian nyamuk karena dianggap efektif memberantas nyamuk terutama pada fase masih menjadi jentik.

Beberapa keunggulan ikan ini, Heru membeberkan, karena daya tahannya terhadap cuaca dan kemampuan hidup yang tinggi meski pada air yang minim.

"Tahan lapar juga. Jadi perawatannya mudah," ujarnya.

Dengan kemampuannya itu, ikan itu biasa ditempatkan di bak mandi hingga pada pot bunga yang terdapat genangan air.

Untuk harga, ikan jenis ini juga relatif terjangkau. Setiap ekornya hanya dibanderol Rp 700 untuk usia ikan satu bulan.

Kepala Desa Gampengrejo, Mugiono, merupakan salah satu pengguna jasa ikan tersebut untuk ikanisasi.

Dia memborong hingga 1.000 ikan cupang untuk ditugaskan sebagai pemberantas jentik nyamuk di desanya. Ikan-ikan akan didistribusikan kepada seluruh warganya secara gratis.

"Selain PSN, kami juga gencarkan ikanisasi," ujar Mugiono.

Serangan demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti di Kabupaten Kediri cukup mengkhawatirkan. Sejak Januari 2019 sudah ada 12 korban jiwa.  

Kompas TV Jumlah penderita demam berdarah di sejumlah daerah di Indonesia terus meningkat. Peningkatan jumlah penderita demam berdarah di antaranya terjadi di Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan NTT jumlah penderita demam berdarah mencapai 1.337 orang. Dari jumlah itu sebanyak 15 orang meninggal. Tiga kabupaten dan kota telah menetapkan kasus DBD sebagai kejadian luar biasa yakni Kota Kupang, Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Sumba Timur. Sementara angka kasus DBD tertinggi berada di wilayah Kabupaten Manggarai Barat berjumlah 321 orang. Meningkatnya jumlah penderita demam berdarah mengakibatkan permintaan suplai darah di kantor Palang Merah Indonesia Jember, Jawa Timur meningkat dua kali lipat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com