Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bosan Tak Ada Kegiatan di Rumah, Kini Kristanti Hasilkan Jutaan Rupiah dari Koran Bekas

Kompas.com - 26/01/2019, 08:56 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SOLO, KOMPAS.com - Bosan tidak ada kegiatan di rumah membuat Kristanti Nareswari (32) berpikir untuk menciptakan peluang usaha. Ia mencoba memanfaatkan koran bekas yang menumpuk di rumahnya, menjadi sebuah produk kerajinan bernilai ekonomi.

Koran bekas itu dia sulap menjadi beraneka ragam produk kerajinan tangan. Di antaranya, tas, keranjang, tempat bunga (vas bunga), kalung, hingga aksesori gelang.

Beragam produk kerajinan itu telah ia pasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya, Solo, Bali, Riau, Batam, Kalimantan, Maluku, dan daerah lainnya.

Dari usahanya itu, Kristanti dapat meraup keuntungan hingga jutaan rupiah perbulan. Hasil pendapatannya itu, kini ia gunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari di rumah dan membeli bahan baku.

Baca juga: Desainer Kerajinan Lokal Butuh Dukungan Pemerintah

Ibu satu anak ini menceritakan, memulai usahanya di bidang kerajinan tangan sudah sejak lima tahun terakhir. Bermula dari mencoba-coba karena bingung tidak ada kegiatan saat dirinya sedang hamil.

"Saya waktu itu hamil. Di rumah bingung tidak ada kegiatan. Saya iseng coba bikin kerajinan dari koran bekas. Kebetulan di rumah, saya langganan koran," kata Kristanti, saat ditemui dikediamannya, di Jalan Srigunting Kampung Gremet, Manahan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (25/1/2019).

Pertama, ia hanya membuat satu produk kerajinan berupa keranjang. Mulai tiga tahun terakhir, Kristanti mencoba mengembangkan usahanya itu dengan membuat beragam produk kerajinan, termasuk tas.

"Saya belajar membuat kerajinan (koran bekas) melihat tutorial di beranda sosial media (sosmed) YouTube. Awalnya sulit, lama-lama juga terbiasa," ungkap dia.

Dalam sebulan, ia bisa menghabiskan hingga puluhan kilogram koran bekas untuk beragam produk kerajinan. Kristanti mengatakan, tidak sendiri mengerjakan usahanya, tapi juga dibantu sang suami, Prasetyo (47).

Dalam sehari, ia bisa membuat dua anyaman koran bekas untuk produk kerajinan tas. Koran bekas yang telah selesai dianyam dilem kayu lalu dijemur.

Setelah kering, baru kemudian diberi warna cokelat menggunakan car pernis.

Dia mengaku, untuk menyelesaikan satu tas membutuhkan waktu tiga hari. Maklum, semuanya Kristanti kerjakan dengan cara tradisional.

"Suami bantu mengecat. Karena saya suka dengan warna alami, saya pakai cat pernis warna seperti kayu, cokelat tua untuk semua produk kerajinan," terang dia.

Beragam produk kerajinan buatan Kristanti sebagian besar dijual secara online, melalui jejaring Facebook, Instagram, maupun WhatsApp.

Kristanti juga mengikuti pameran, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun mandiri, untuk memasarkan atau mengenalkan produknya kepada masyarakat.

Baca juga: Menperin: Ekspor Mebel dan Kerajinan RI Tembus 1,4 Miliar Dollar AS

Kerajinan tangan ramah lingkungan buatan Kristanti dijual dengan harga bervariasi. Mulai dari harga ribuan hingga ratusan ribu rupiah.

Misalnya, satu buah tas bulat berukuran 25 sentimeter dijual dengan harga Rp 185.000.

"Mulai ramai ya baru setahun terakhir ini. Tapi, belum bisa melayani pesanan untuk partai besar," ucap perempuan berkulit sawo matang itu.

Kristanti berharap, bisa mempunyai toko sendiri untuk memajang dan menjual semua produk kerajinan buatannya. Selama ini, Kristanti memajang kerajinan koran bekas buatannya di ruang tamu rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com