AMBON, KOMPAS.com - Ratusan warga di Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Maluku, kembali mengungsi ke dataran tinggi di daerah tersebut, Kamis malam (24/1/2019).
Warga memilih mengungsi karena khawatir akan terjadi lagi air pasang dan gelombang tinggi di wilayah pesisir pantai di daerah itu.
Dari informasi yang dihimpun, ada dua titik lokasi yang menjadi tempat berkumpul warga, yakni di kilometer 3 dan kilometer 7.
Warga yang mengungsi di dua lokasi tersebut membawa serta peralatan untuk tidur seperti bantal dan selimut.
“Ada banyak warga yang kembali mengungsi malam ini di kilometer 3 dan ada juga yang di kimoter 7,” kata Alon kepada Kompas.com melalui telepon selulernya, Kamis malam (24/1/2019).
Baca juga: BMKG: Naiknya Air Laut di Pulau Buru akibat Fenomena Supermoon
Dia menjelaskan, di kilometer tujuh, warga mengungsi dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, selanjutnya kendaraan mereka diparkir di sisi kiri dan kanan jalan.
“Kalau di kilometer 7 warga menggunakan sepeda motor dan mobil dan memarkirkannya di sana,” ujarnya.
Salah seorang warga yang ikut mengungsi mengaku masih trauma dengan air pasang dan gelombang tinggi yang terjadi Kamis dini hari tadi. Karena itu, dia memilih untuk mengungsi bersama keluarganya demi mencegah bahaya.
“Lebih baik ikhtiar daripada terjadi bahaya baru kita kerepotan,” ujar Ahmadi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buru Selatan, Awat Mahulauw membenakan, ada ratusan warga yang malam ini kembali mengungsi di dataran tinggi.
“Ia ada warga yang kembali mengungsi malam ini, mungkin mereka masih trauma, ya,” ujarnya kepada Kompas.com.
Baca juga: Air Laut Naik, Warga Pulau Buru Berlarian ke Gunung
Terkait masalah tersebut, Awat mengaku telah berkoordinasi dengan sekretaris daerah setempat dan juga sejumlah kepala desa untuk mengimbau warganya agar dapat kembali ke rumah masing-masing.
“Kami juga sudah menyampaikan ke masyarakat, nanti sebentar saya juga akan ke lapangan untuk memberitahukan warga. Tapi memang mereka masih trauma, jadi mungkin ikhtiar ya, apalagi mereka sering melihat berita di televisi, di YouTube, jadi wajar mereka masih trauma,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.