BI: Perang Dagang AS-China Masih Mengancam

MALANG, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng menyampaikan, perang dagang Amerika Serikat dan China masih mengancam perekonomian dalam negeri dari sisi eksternal.

"Kita tahu masih ada perang dagang ya, antara Amerika dan China. Dua raksasa yang besar," katanya saat menghadiri serah terima jabatan kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Senin (14/1/2019).

Sugeng berharap, perang dagang antar-kedua negara itu bisa segera menemukan solusinya.

"Perang dagang ini masih belum selesai. Sekarang perdamaian itu tidak hanya ada di perang dunia, kan ada juga perdamaian di perang dagang. Mudah-mudahan ini ada solve lah ya," jelasnya.

Baca juga: Wapres Kalla Sebut Perang Dagang AS-China Hambat Perekonomian Dunia

Perekonomian Indonesia diuntungkan dengan prediksi tidak akan adanya kenaikan suku bunga pada Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed. Meskipun sebelumnya The Fed menyatakan akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun 2019.

"Kalau sebelumnya, tahun 2019 itu akan menaikkan suku bunga tiga kali. Tetapi sekarang sudah di-revise kemungkinan hanya dua kali bahkan hanya sekali, bahkan ada yang memproyeksikan tidak akan naik lagi," jelasnya.

Baca juga: Indonesia Akan Angkat Isu Perang Dagang di KTT G-20

Sementara itu, Sugeng memprediksi perekonomian Indonesia naik sebesar 5,2 persen di 2018 dengan tingkat inflasi sebesar 3,1 persen.