Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlanjut, Kasus Ajudan Wakil Wali Kota Manado Edarkan Sabu

Kompas.com - 20/12/2018, 19:14 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Manado telah melakukan penilaian terhadap VK alias Val (30), ajudan Wakil Wali Kota Manado, Sulawesi Utara, yang terjerat kasus narkotika jenis sabu.

"Soal ajudan wakil wali kota yang juga seorang oknum anggota polri, saya kira akan disampaikan atau dirilis oleh Kapolresta Manado. Yang jelas, saya informasikan kepada teman-teman wartawan bahwa kita sudah melakukan kewajiban yaitu assessment," kata Kepala BNNK Manado AKBP Eliasar Sopacoly saat diwawancarai Kompas.com di kantor BNNK Manado, Kamis (20/12/2018).

Tim assessment terpadu, lanjut dia, antara lain terdiri dari anggota BNN, Kejaksaan dan Polri.

"Lalu ada tim medis, dari BNN dan tim dokter. Assessment sudah kami lakukan beberapa hari lalu. Hasilnya sudah kami sampaikan kepada Kapolresta Manado," tambah Sopacoly.

Namun, dia enggan menyampaikan detail dan kronologi penilaian.

"Rekan-rekan boleh nanti langsung bertanya kepada Kapolresta Manado kronologinya seperti apa, supaya lebih jelas," tambahnya.

Selain Val, sopir istri Wakil Wali Kota Manado, GT alias Gtif, juga terjerat dalam kasus yang sama. Keduanya ditangkap aparat kepolisian di dua lokasi yang berbeda pekan lalu.

Val dan Gtif ditangkap Tim Reserse Narkoba Polresta Manado pada Minggu (9/12/2018) dan Senin (10/12/2018) di dua lokasi berbeda. Gtif ditangkap lebih dahulu. Dari pengakuannya, polisi lalu menangkap Val.

Melebihi target

Eliasar mengatakan, BNNK Manado telah mengungkap 15 kasus penyalahgunaan narkoba sepanjang Januari hingga Desember 2018.

"Jumlah ini over target. Karena target yang diberikan BNN pusat kepada BNNP dan jajaran pada 2018, 12 kasus. Dari 15 kasus ini, ada 22 tersangka, dan barang bukti cukup banyak. Ada dua jenis cukup dominan, yaitu sabu dan ganja," kata Eliasar.

BNNK, lanjut dia, juga mendeteksi jaringan narkotika tersebut berasal dari Jawa, Palu, Singkawang hingga Makassar.

"Lalu jaringan yang masuk sampai lembaga pemasyarakatan dan rutan itu bisa diungkap oleh BNNP dan jajaran," kata dia.

Menurut Eliasar, sepanjang 2018, ada 64 orang yang direhabilitasi.

"Yang direhabilitasi didominasi menggunakan zat-zat adiktif, di antaranya lem aibon, komix, trihex, somadril, PCC, ini kebanyakan disalahgunakan oleh pemuda dan remaja," ujar dia.

"Pada tahun ini, kami sudah begitu banyak menyelamatkan masyarakat. Kalau dibandingkan tahun 2017, angkanya mencapai 174 orang, akhirnya kami bisa tekan 2018 ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com