Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Banjir di Kampar Riau, 4 Sekolah Harus Libur 2 Pekan

Kompas.com - 20/12/2018, 12:18 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Empat sekolah di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, sudah dua pekan diliburkan akibat dilanda banjir.

Hari ini, Kamis (20/12/2018) banjir masih merendam sekolah-sekolah tersebut dan juga sejumlah rumah warga memasuki hari ke-17.

"Di sini ada empat sekolah yang dilanda banjir dan sudah dua pekan di liburkan. Ketinggian air dalam kelas mencapai 50 sentimeter, sehingga tidak memungkinkan aktivitas belajar mengajar dilangsungkan," kata Sekretaris Desa Buluh Cina Rusdianto pada Kompas.com, Kamis.

Di empat sekolah ini ada ratusan anak-anak yang diliburkan pascabanjir akibat luapan air Sungai Kampar.

Baca juga: Lima Fakta di Balik Nasib Korban Banjir di Kampar, Berharap Jokowi Datang hingga Minim Bantuan

"Kalau jumlah anak sekolah, SD ada 200 orang murid, TK 10 orang, Paud 30 orang dan PDTA 87 orang," sebut Rusdianto.

Sementara untuk SMP dan SMA, tambah dia, masih tetap sekolah karena letaknya di luar Desa Buluh Cina.

"SMP dan SMA di luar. Jadi anak-anak di antar oleh orangtuanya ke sekolah menggunakan sampan. Tapi sekarang akses jalan dari Desa Buluh Cina ke Desa Baru sudah bisa dilewati. Begitu juga di kampung seberang, air sudah jauh surut," tambah Rusdianto.

Dia mengatakan, hingga saat ini masih ada puluhan rumah warga dan sekolah yang banjir. Menurut Rusdianto, tiga sampai lima hari ke depan kemungkinan baru akan mengering.

Baca juga: 5 BERITA POPULER NUSANTARA: Korban Banjir Kampar Minim Bantuan hingga Tarif Endorse Kosmetik Oplosan

"Ini sudah lebih satu meter surutnya dari dua pekan lalu," katanya.

Sementara dari pantauan Kompas.com, warga cukup ramai berada di luar rumah pascabanjir. Warga terlihat membersihkan lumpur sisa banjir.

Namun, warga lebih banyak berada di pinggir jalan untuk menangkap ikan dengan jaring dan sebagainya. Termasuk anak-anak yang turut ikut bersama orangtuanya menangkap ikan.

"Ya, sejak banjir ini lah kerja kami nangkap ikan. Karena ikan lagi banyak dan bisa buat makan," kata Murni (32) salah satu ibu rumah tangga pada saat diwawancarai Kompas.com.

Baca juga: 6 Cerita Seputar Banjir di Kampar Riau hingga Hari Ke-7, Warga Mengungsi hingga Belum Terima Bantuan

Dia mengatakan, hingga saat ini masih membutuhkan bantuan makanan dan pakaian.

"Kalau bantuan sembako dari pemerintah, itu memang sudah ada. Tapi belum cukup. Kan bisa dibayangkan dua minggu kami kebanjiran tidak bisa bekerja. Ekonomi kami lumpuh. Pakaian yang mau dipakai juga tinggal sedikit. Mau nyuci air keruh," kata Murni.

Sebagaimana diketahui, banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Kampar dua pekan terakhir.

Banjir yang diakibatkan luapan air Sungai Kampar itu, terjadi sejak Minggu (9/12/2018) setelah lima pintu air waduk PLTA Koto Panjang dibuka lebar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com