Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Duel Maut gara-gara Pilihan Capres, Keprihatinan Jokowi hingga Polisi Buru Pemasok Senpi

Kompas.com - 01/12/2018, 20:59 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus duel antara Idris (30) dan Subaidi (35) gara-gara status di Facebook menjadi sorotan.

Keduanya berjibaku hingga Idris tewas tertembus peluru dari pistol rakitan milik Subaidi. Mereka terpancing emosi ketika saling sindir soal pilihan calon presiden yang berbeda.

Presiden Joko Widodo menyesalkan peristiwa ini. Seharusnya, perbedaan pilihan capres tak perlu hingga menimbulkan korban jiwa.

Inilah sederet fakta di balik kasus kematian Subaidi di tangan Idris di Sampang, Jawa Timur:

1. Keterangan pelaku berbelit-belit di depan polisi

IlustrasiKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi

Tim penyidik Kepolisian Resor Sampang dibuat repot dengan keterangan tersangka Subaidi (35).

Pada pemeriksaan pertama, tersangka warga Desa Sokobana Laok, Kecamatan Sokobana, Kabupaten Sampang itu, mengaku menembak korban setelah berpapasan.

Namun pada pemeriksaan kedua, pelaku mengaku dari awal sudah merencanakan untuk menembak korban, Idris (30), warga Desa Temberu Timur, Kecamatan Sokobana.

Kapolres Sampang AKBP Budhi Wardiman mengatakan, berdasarkan keterangan pertama, pelaku awalnya pergi ke toko untuk membeli kebutuhan anaknya.

Pelaku kemudian berpapasan dengan korban di Sokobana Laok dan pelaku sengaja membawa pistol karena sering diancam akan dibunuh oleh korban.

Setelah berpapasan, pelaku dan korban terlibat perkelahian yang berujung kematian Idris.

Baca Juga: Berawal dari Status soal Pilpres di Facebook, 2 Pria Terlibat Duel, 1 Orang Tewas

2. Pelaku sudah merencanakan akan menghabisi korban

Ilustrasi olah TKP Ilustrasi olah TKP

Budhi mengatakan, pembunuhan ini sudah direncanakan dengan matang. pelaku sengaja menelepon korban untuk datang ke lokasi kejadian. Saat itu pelaku berpura-pura ini ingin memasang gigi.

Setelah sampai di lokasi, korban kemudian ditembak oleh pelaku hingga terkapar.

"Pengakuan pelaku di mana korban menabrak pelaku dan melawan menggunakan senjata tajam masih perlu kami selidiki lagi. Sebab tidak ada yang melihat saat kejadian," ungkap Budhi.

Baca Juga: Soal Kasus Beda Pilihan di Pilpres Berujung Maut, Ini Kata Sandiaga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com