Salin Artikel

6 Fakta Duel Maut gara-gara Pilihan Capres, Keprihatinan Jokowi hingga Polisi Buru Pemasok Senpi

KOMPAS.com - Kasus duel antara Idris (30) dan Subaidi (35) gara-gara status di Facebook menjadi sorotan.

Keduanya berjibaku hingga Idris tewas tertembus peluru dari pistol rakitan milik Subaidi. Mereka terpancing emosi ketika saling sindir soal pilihan calon presiden yang berbeda.

Presiden Joko Widodo menyesalkan peristiwa ini. Seharusnya, perbedaan pilihan capres tak perlu hingga menimbulkan korban jiwa.

Inilah sederet fakta di balik kasus kematian Subaidi di tangan Idris di Sampang, Jawa Timur:

Tim penyidik Kepolisian Resor Sampang dibuat repot dengan keterangan tersangka Subaidi (35).

Pada pemeriksaan pertama, tersangka warga Desa Sokobana Laok, Kecamatan Sokobana, Kabupaten Sampang itu, mengaku menembak korban setelah berpapasan.

Namun pada pemeriksaan kedua, pelaku mengaku dari awal sudah merencanakan untuk menembak korban, Idris (30), warga Desa Temberu Timur, Kecamatan Sokobana.

Kapolres Sampang AKBP Budhi Wardiman mengatakan, berdasarkan keterangan pertama, pelaku awalnya pergi ke toko untuk membeli kebutuhan anaknya.

Pelaku kemudian berpapasan dengan korban di Sokobana Laok dan pelaku sengaja membawa pistol karena sering diancam akan dibunuh oleh korban.

Setelah berpapasan, pelaku dan korban terlibat perkelahian yang berujung kematian Idris.

Budhi mengatakan, pembunuhan ini sudah direncanakan dengan matang. pelaku sengaja menelepon korban untuk datang ke lokasi kejadian. Saat itu pelaku berpura-pura ini ingin memasang gigi.

Setelah sampai di lokasi, korban kemudian ditembak oleh pelaku hingga terkapar.

"Pengakuan pelaku di mana korban menabrak pelaku dan melawan menggunakan senjata tajam masih perlu kami selidiki lagi. Sebab tidak ada yang melihat saat kejadian," ungkap Budhi.

Berdasar keterangan pelaku, senjata api miliknya adalah jenis pistol Barreta kaliber 9 dengan amunisi 22 buah. Polisi pun segera menyelidiki dua amunisi sudah ditembakkan pelaku.

Sebanyak 20 sisa amunisi yang berada dalam pistol produk Itali tersebut sudah diamankan oleh Polres Sampang.

Polda Jatim juga masih melakukan uji balistik untuk memastikan apakah senjata yang digunakan merupakan senjata rakitan atau pabrikan. Ada kemungkinan pelaku membawa dua senjata api, satu jenis rakitan dan pabrikan. 

"Itu masih menunggu sampai dua hari ke depan, untuk memastikan apakah senjata itu rakitan atau pabrikan. Memang ada tulisan 'Baretta', tapi apakah itu rakitan atau pabrikan masih menunggu hasil uji balistik. Selasa (hasilnya) keluar," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, Jumat (30/11/2018).

"Polda Jatim sedang memburu pemasok senjata dan amunisi. Tim memburu siapa yang memasok dan menjual senjata dan amunisi kepada pelaku untuk menembak," kata Dedi.

Dedi memastikan pemasok senjata dan amunisi tersebut telah teridentifikasi. Saat ini, kata dia, kepolisian masih mengejar dikarenakan terduga pemasok terus berpindah tempat.

"Sudah diidentifikasi. Makanya dilakukan pengejaran, bergerak terus dan merasa diketahui keberadaan dia oleh petugas Polda Jatim," ujar dia.

Bagi Jokowi, beda pilihan pilpres hingga berujung pembunuhan merupakan kesalahan besar. Pasalnya, tidak bertegur sapa lantaran beda pilihan pada pemilu saja sudah tidak benar.

"Itu kesalahan besar. Saya sudah sampaikan berkali-kali. Tidak saling menyapa saja sudah tidak benar. Apalagi sampai membunuh itu lebih keliru besar," kata Jokowi.

6. Polisi amankan Nuriman alias Jatem, rekan pelaku

Kepolisian Resor Sampang, Jawa Timur, mengamankan Nuriman alias Jatem, asal Desa Bire Timur, Kecamatan Sokobana, Sampang.

Kapolres Sampang AKBP Budhi Wardiman, Jumat (30/11/2018) mengatakan, nama Nuriman muncul setelah penyidik melakukan pengembangan kasus melalui olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebanyak dua kali.

Olah TKP pertama dilakukan oleh anggota Reskrim Polres Sampang. Olah TKP kedua, melibatkan tim laboratorium forensik Polda Jawa Timur.

Menurut Kapolres, setelah kejadian penembakan, pelaku melarikan diri ke rumah Jatem. Di rumah Jatem, pelaku bercerita bahwa baru saja menembak korban.

Setelah itu, Jatem menyembunyikan pelaku ke salah satu rumah kosong milik keluarga Jatem.

Pistol Barreta yang dipegang Subaidi, kemudian dititipkan kepada Jatem. Budhi menambahkan, tersangka saat kejadian juga membawa dua senjata api. Senjata pertama berupa pistol rakitan dan senjata kedua pistol Barreta kaliber 9.

Sumber: KOMPAS.com (Dylan Aprialdo Rachman, Taufiqurrahman)/ Tribunnews

https://regional.kompas.com/read/2018/12/01/20595071/6-fakta-duel-maut-gara-gara-pilihan-capres-keprihatinan-jokowi-hingga-polisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke